Menggaungkan Pesan di Twitter

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
Konten dari Pengguna
15 Januari 2021 16:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
twitter.com
zoom-in-whitePerbesar
twitter.com
ADVERTISEMENT
Siapa tak kenal Twitter,media sosial ini kini berperan layaknya corong. Setelah suatu pesan atau kabar bergaung di Twitter, media sosial lain biasanya mengikuti. Bahkan kini banyak pula media yang juga mengambil topik berita dari keramaian yang bermula di media yang didirikan oleh Jack Dorsey ini.
ADVERTISEMENT
Hal ini karena media sosial seperti Twitter bersifat terbuka. Ini artinya, para pengguna dapat dengan mudah membagikan sebuah pesan ke para pengikutnya dan terus berulang.
Jika sebuah unggahan dibagikan oleh ribuan orang, maka banyak orang yang akan mengetahui informasi tersebut. Setelah populer di Twitter, lalu banyak akun yang akan menggaungkang hal serupa. Beberapa bahkan terang-terangan mengambil unggahan yang sebelumnya berasal dari Twitter.
Dibanding dengan media sosial lain seperti Facebook atau Instagram, para pengguna Twitter dimudahkan dengan fitur tagar atau hastag. Tagar dalam percakapan di media sosial digunakan untuk menyatukan obrolan-obrolan kecil nan pendek dari ribuan orang. Fungsi fitur ini merupakan percakapan ribuan orang yang dirangkum dalam satu pesan.
Fitur tagar ini lah yang kemudian mewakili suatu percakapan yang sedang hangat dibicarakan, sehingga orang lain bisa mengikuti percakapan mengenai satu topik tertentu. Apalagi Twitter memudahkan penggunanya mengikuti suatu topik yang sedang berkembang dengan adanya fitur Explore yang menampilkan tren percakapan terkini.
ADVERTISEMENT
Dengan ini, para pengguna dapat bisa mendapatkan berita yang sedang hangat diperbincangkan. Selain itu, penyampaian pesan biasanya juga lebih kuat jika disertai dengan gambar seperti meme serta video.
Dengan kelebihan ini, Twitter biasanya digunakan untuk menggaungkan sebuah pesan hingga memanggil massa untuk melakukan aksi. Setelah narasi dan undangan digaungkan via media sosial dan mendapatkan atensi dari masyarakat, maka gerakan ini bisa memanggil massa dalam jumlah besar.
Kemudian para penggerak aksi biasanya memiliki beberapa tagar atau seruan lain yang mengikuti tagar utama
Kasus terbaru misalnya Presiden Donald Trump yang membuat twitter yang membuat Amerika menjadi rusuh dan terpaksa pihak twitter membekukan akunnya Ada twit yang menyebabkan pembekuan akun Donald Trump. twit yang terbit pada 8 Januari 2021 itu, berbunyi:
ADVERTISEMENT
“75.000.000 Patriot Amerika yang memilih saya, AMERIKA PERTAMA [AMERICA FIRST], dan MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI [MAKE AMERICA GREAT AGAIN], akan memiliki SUARA RAKSASA [GIANT VOICE] di masa depan. Mereka tidak akan tidak dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara atau bentuk apa pun.
Twitter menjelaskan,"Setelah menilai bahasa dalam twit ini terhadap kebijakan Glorifikasi Kekerasan, kami telah menetapkan bahwa twit ini melanggar kebijakan Glorifikasi Kekerasan dan pengguna @realDonaldTrump harus segera ditangguhkan secara permanen dari layanan,”
Mengaku terus terang bahwa medsos adalah salah satu kunci kemenangannya atas Hillary Clinton pada Pilpres AS 2016 lalu. Menurut Trump, medsos merupakan bentuk modern dari komunikasi. Ketika orang terus menghadirkan cerita jelek atau tidak akurat Trump dapat melawan balik melalui medsos.
ADVERTISEMENT
Penggunaan medsos, utamanya twitter terus dilakukan Trump selama menjabat Presiden hingga saat di bekukan. Juga terkait perang dagang dengan Tiongkok, upaya pemakzulan dirinya, hingga upaya meraih kembali kursi presiden yang gagal.
Twitter, tak dimungkiri, adalah alat politik yang telah membantunya terpilih dan howitzer digital yang ia sukai. Pada tahun-tahun sejak itu, ia telah sepenuhnya mengintegrasikan Twitter ke dalam jalinan pemerintahannya, membentuk kembali sifat kepresidenan dan kekuatan presiden.
Mencermati hal tersebut, media sosial dapat menjadi ruang publik baru untuk berbagi informasi, dialog, dan berdiskusi. Bagaimana media sosial mempengaruhi persepsi dan preferensi publik.