T(b)erserah..

Suhari Ete
Sekretaris Umum Perhimpunan Jurnalis Rakyat Tinggal di Batam - Kepulauan Riau
Konten dari Pengguna
2 Juni 2020 9:01 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhari Ete tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Masih saja mengganjal di pikiran, tentang keriuhan " Indonesia Terserah". Dari ungkapan-ungkapan #IndonesiaTerserah yang bertebaran di media sosial hingga banyak pembahasan melaui opini
ADVERTISEMENT
"Kita tidak bisa memaksakan orang lain seperti kita, manusia itu unik". "lebih baik memahami, daripada dipahami". Ya, sudahlah.
Kata " terserah" yang sering diungkapkan akhir-akhir ini, mungkin bermakna memberikan kebebasan kepada orang lain. Atau bisa juga sudah tidak mau tahu lagi dengan urusan orang lain.
Saya yakin semua orang sudah banyak yang memahami situasi pandemi ini dan bahaya-bahayanya. Keadaan tertentu atau kebutuhan mendesak bisa jadi yang membuat seseorang terpaksa bertindak berhadapan dengan bahaya.
Mungkin akan berada dalam situasi berat juga jika seseorang hanya bersikap pasrah. Dari yang diminta dan yang meminta orang tetap dirumah, serba susah.
Makna kata "pasrah" cenderung berkonotasi negatif. Bisa berarti tidak berbuat apa-apa, menyerah, pesimis atau berpikiran negatif hingga tidak punya pengharapan lagi.
ADVERTISEMENT
Sepertinya perlu kata "berserah" untuk menyikapi semua keadaan ini, yang mungkin memberi dorongan semangat tetap bertahan dan berjuang. Berserah, pastinya kepada Dia yang memiliki jiwa kita. Percaya dan menyerahkan diri pada rencana serta bimbinganNya. Optimis, berpikir positif dan tidak menyerah dalam menghadapi apapun persoalan hidup. B(t)erserahlah…