Pengaruh Media Sosial terhadap Keterampilan Berkomunikasi

Suhartantowi Lauw
....................
Konten dari Pengguna
1 Oktober 2021 18:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Suhartantowi Lauw tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Adiksi Media Sosial. Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Adiksi Media Sosial. Foto oleh Ketut Subiyanto dari Pexels
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Penggunaan media sosial telah menjadi kebutuhan primer bagi setiap individu. Platform media sosial, seperti Facebook, Instagram, dan Twitter memudahkan manusia untuk berkomunikasi dan membagikan peristiwa dalam kehidupan mereka. Dengan kata lain, keseluruhan peristiwa di dunia telah berada pada ujung jari manusia berkat kehadiran media sosial. Kemunculan media sosial telah memengaruhi cara seseorang berkomunikasi satu sama lain. Meskipun begitu, sesuatu dengan pengaruh yang besar dan jangkauan yang luas tentu memiliki efek negatif terhadap kehidupan manusia. Media sosial membawa banyak manfaat, tetapi juga menyimpan segudang dampak negatif bagi kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei yang diadakan oleh NR Media, 39% responden merasa lebih dekat dengan temannya akibat kehadiran media sosial, sedangkan 26% responden berpendapat bahwa mereka memiliki lebih banyak teman dikarenakan pengaruh media sosial. Keberadaan media sosial membuat akses komunikasi menjadi semakin mudah dilakukan tanpa terbatas ruang dan jarak. Hal tersebut tidak lagi menjadi hambatan bagi seseorang dalam berkomunikasi jarak jauh. Media sosial menguntungkan berbagai pihak dalam menghemat waktu untuk berkomunikasi dengan pihak lain. Selain itu, media sosial dapat menyatukan dan menjadi perantara bagi mereka yang memiliki minat atau perhatian yang sama. Hal ini membuka peluang bagi seseorang untuk berkomunikasi dan membangun hubungan dengan orang lain yang tidak dikenalnya.

Pengaruh Negatif Media Sosial

Ilustrasi Media Sosial. Foto oleh cottonbro dari Pexels
Di sisi lain, media sosial terbukti berdampak negatif terhadap keterampilan seseorang berkomunikasi dalam dunia nyata. Penggunaan media sosial secara intensif dinilai akan mengurangi keterampilan dan kualitas seseorang dalam melakukan komunikasi interpersonal. Hal ini turut didukung dengan semakin berkurangnya ketertarikan manusia untuk berkomunikasi tatap muka. Semakin banyak seseorang menghabiskan waktu di media sosial, semakin sedikit waktu yang mereka habiskan untuk bersosialisasi secara langsung. Ketiadaan isyarat nonverbal dalam komunikasi di media sosial mengakibatkan terdapat hambatan untuk melakukan komunikasi yang efektif dengan satu sama lain. Hal ini mengakibatkan seseorang lebih sulit memahami pesan dan emosi yang disampaikan. Pada kenyataannya, isyarat nonverbal menunjukkan niat, sikap, dan perasaan seseorang dalam berkomunikasi.
ADVERTISEMENT
Komunikasi secara efektif memerlukan latihan, salah satunya yaitu latihan untuk aktif mendengar. Hal ini sangat penting ketika seseorang melakukan percakapan di dunia nyata. Keterampilan untuk berkomunikasi dengan baik tidak dapat diraih dengan bermalas-malasan di kasur sambil mengetik. Percakapan aktif secara langsung diperlukan untuk dapat mencapai komunikasi yang efektif. Meskipun begitu, hal ini tidak menampik kenyataan bahwa komunikasi melalui media sosial lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan komunikasi secara langsung. Salah satu alasannya, yaitu tidak perlunya balasan secara langsung dan terus-menerus setelah menerima suatu pesan. Seseorang dapat berpikir terlebih dahulu terkait balasan yang tepat untuk dikirim kepada lawan bicaranya.

Perbedaan Kehidupan Media Sosial dan Realitas

Kehidupan Media Sosial dan Realitas. Foto oleh mikoto.raw Photographer dari Pexels.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat menunjukkan bahwa 11% orang dewasa lebih memilih tinggal di rumah saat akhir pekan dan memperlihatkan betapa bahagia aktivitas mereka di media sosial, dibandingkan melakukan percakapan dan interaksi secara langsung di luar rumah. Saat ini, orang-orang seringkali berusaha menampilkan diri mereka yang terbaik dan menunjukkan bahwa mereka sedang bersenang-senang. Di sisi lain, beberapa orang lantas membandingkan kehidupan nyata mereka dengan kehidupan teman-teman mereka di media sosial. Membandingkan popularitas dan kesuksesan yang dimilikinya dengan yang dimiliki oleh orang lain. Orang-orang tersebut tidak menyadari bahwa apa yang mereka lihat di media sosial tidak selalu benar. Hal ini merupakan contoh dari lingkaran setan yang dapat berujung pada depresi, kecemasan, hingga bunuh diri.
ADVERTISEMENT
Penggunaan media sosial turut berdampak pada kemampuan berbahasa yang baik dan benar. Pengguna sering menyingkat sebuah kata untuk menyampaikan pesan mereka secepat mungkin. Beberapa contoh kata seperti yg, min, dan halu merupakan singkatan dari yang, admin, dan halusinasi. Hal ini merupakan upaya mempercepat pengetikan dan pengiriman pesan. Namun, keadaan ini turut memengaruhi keefektifan komunikasi menjadi semakin berkurang. Orang-orang yang terbiasa dengan perilaku tersebut berpeluang mengalami kesulitan dalam melakukan komunikasi interpersonal dalam kehidupan nyata.
ADVERTISEMENT
Keberadaan media sosial membawa pengaruh baik dan buruk yang sangat bergantung pada penggunanya. Media sosial dapat membantu seseorang dalam membangun hubungan awal antar sesama. Di sisi lain, media sosial turut serta membawa sejumlah masalah. Hal ini tidak hanya berdampak pada menurunnya jumlah interaksi tatap muka, tetapi juga mengurangi keterampilan berkomunikasi antar manusia. Selain itu, depresi, kecemasan, dan berkurangnya kemampuan berbahasa yang baik merupakan beberapa pengaruh dari penggunaan media sosial. Media sosial merupakan alat yang hebat untuk menghubungkan manusia satu sama lain. Namun, manusia membutuhkan percakapan yang terlibat langsung secara aktif. Maka dari itu, manusia harus dapat bijak dalam menggunakan media sosial dan mengembalikan dirinya pada kenyataan.