Bocah Berusia 12 Tahun di Sukabumi Idap Jantung Bocor Sejak Bayi

Sukabumi Update
www.sukabumiupdate.com
Konten dari Pengguna
25 Maret 2019 18:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukabumi Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bocah berusia 12 tahun, Agista Sidik, menderita kebocoran jantung sejak bayi. Agista merupakan warga Kampung Padabeunghar RT07 RW02, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi. Foto: Dok. Demmi P via Sukabumi Update
zoom-in-whitePerbesar
Bocah berusia 12 tahun, Agista Sidik, menderita kebocoran jantung sejak bayi. Agista merupakan warga Kampung Padabeunghar RT07 RW02, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi. Foto: Dok. Demmi P via Sukabumi Update
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Agista Sidik, seorang bocah di Kampung Padabeunghar RT07 RW02, Desa Padabeunghar, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, menderita bocor jantung sejak bayi. Bocah berusia 12 tahun itu merupakan anak dari Epi Kurnaepi (45) dan Imas Arisda (40).
ADVERTISEMENT
Kondisi Agista sangat lemah, tidak seperti anak kecil pada umumnya. Jantung Agista yang lemah membuat sang ibu, Imas, harus menggendongnya ke mana pun. Kondisi ini membuat Agista tak bisa bersekolah seperti anak seusianya yang lain, padahal seharusnya saat ini dia duduk di bangku kelas 5 Sekolah Dasar.
Imas mengatakan dokter pernah memvonis Agista hanya dapat bertahan hingga usia dua tahun. Namun, nasib berkata lain: Agista mampu bertahan hingga saat ini.
Kesulitan ekonomi yang dihadapi keluarga Agista membuat orang tuanya tak mampu berbuat banyak, meski saat ini Agista rutin menjalani pengobatan dan memperoleh bantuan kesehatan dari pemerintah.
Orang tua Agista pun terpaksa menjual rumahnya untuk biaya pengobatan anak ketiga mereka. Kini Agista beserta keempat saudara kandung dan kedua orang tuanya harus tinggal di gubuk kecil.
ADVERTISEMENT
"Ibu pengin tabung oksigen, soalnya kalau si AA-nya (Agista; red) kambuh, itu suka panik digendong ke puskesmas. Kadang di puskesmas suka kehabisan oksigen, jadi kalau punya sendiri bisa langsung ada pertolongan pertama," ungkap Imas.
sukabumiupdate.com
Kondisi kesehatan Agista dan keuangan keluarganya mendorong Komunitas Gerakan Peduli Sesama (GPS) menumpulkan donasi untuk membantu mereka. Ketua Komunitas GPS Jampang Tengah, Annisa Nur Insani, berharap bantuan donasi itu dapat membantu Agista dan kedua orang tuanya.
"Kami akan lakukan pengumpulan donasi untuk dapat membantu Agista. Membelikannya tabung gas dan perlengkapan lain. Targetnya sih 1 minggu (pengumpulan donasi)," ungkap Annisa kepada sukabumiupdate.com, Senin (25/3).
Annisaa mengatakan Komunitas GPS membuka kesempatan bagi para donatur dari manapun yang ingin membantu Agista. Dia juga mengandalkan media sosial untuk menyebarluaskan upaya penggalangan dana ini.
ADVERTISEMENT
"Kami sangat terbuka jika ada donatur yang hendak membantunya, karena keluarga Agista ini sangat layak dibantu," pungkas Annisa.