Kala Warga Sukabumi Bertahan di Rumah yang Rusak Akibat Gempa Banten

Sukabumi Update
www.sukabumiupdate.com
Konten dari Pengguna
19 September 2019 4:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sukabumi Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kondisi dinding kamar rumah Madhoni yang ambruk akibat gempa Agustus 2019 lalu dan belum kunjung diperbaiki. | Sumber Foto: Nandi
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi dinding kamar rumah Madhoni yang ambruk akibat gempa Agustus 2019 lalu dan belum kunjung diperbaiki. | Sumber Foto: Nandi
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Gempa bumi berkekuatan 6,9 magnitudo mengguncang Banten pada Jumat 2 Agustus 2019. Gempa yang berpusat di Banten itu pun terasa sampai Sukabumi dan mengakibatkan beberapa rumah warga rusak.
ADVERTISEMENT
Salah satunya adalah Madhoni (68 tahun), warga Kampung Cisarua RT 02/10 Desa Gunung Tanjung, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Rumahnya ambruk setelah diguncang gempa dan hingga kini belum mendapat perbaikan.
Pria yang sehari-hari berprofesi sebagai ketua RT itu bukan tak ingin memperbaiki rumahnya yang ambruk. Ia mengaku hanya bisa pasrah lantaran tak memiliki biaya cukup untuk memperbaiki rumahnya itu.
"Dua kamar tidur sudah lama tidak bisa ditempati. Ya mau bagaimana lagi? Sudah tidak ada biaya lagi," ujar Madhoni kepada sukabumiupdate.com, Rabu (18/9).
Madhoni mengatakan, dinding kamar rumahnya ambruk setelah gempa bumi yang cukup besar terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, disusul pukul 01.20 WIB. Beruntungnya, kata Madhoni, tak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
ADVERTISEMENT
"Karena saat dua kali kejadian itu kebetulan sedang tidak di rumah. Istri saya sedang ada kumpulan dengan ibu-ibu PKK di rumah tetangga. Yang di rumah hanya ada cucu saya yang masih kecil lagi tidur di ruang televisi. Beruntung reruntuhan tidak menimpanya," ujarnya.
Madhoni juga bercerita, dirinya sudah beberapa kali disurvei oleh pemerintah desa setempat untuk diajukan perbaikan, namun hingga saat ini belum juga membuahkan hasil. "Kalau pengajuan sudah beberapa kali, disurvei dan difoto-foto. Tapi sampai hari ini belum ada juga bantuannya," bebernya.
Pantauan di lapangan, tidak hanya dinding dua kamar saja yang ambruk. Pojok dinding bagian tengah, depan, hingga lantai rumah terlihat mengalami kerusakan. Hampir setiap malam, Madhoni dan istrinya, Yoyoh (47 tahun), masih trauma dan dihantui ketakutan.
ADVERTISEMENT
*Reporter: NANDI