Kata MAN 1 Sukabumi soal Bendera Khilafah: Siswa Kira Kalimat Tauhid

Konten Media Partner
21 Juli 2019 21:10 WIB
Kata MAN 1 Sukabumi soal Bendera Khilafah: Siswa Kira Kalimat Tauhid
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Terkait viralnya pemberitaan yang menyebutkan adanya pengibaran bendera yang diduga merupakan bendera khilafah di MAN 1 Sukabumi, pihak sekolah pun angkat bicara. Pihak sekolah menyebut, pengibaran bendera tersebut dilakukan oleh siswa saat Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS), dengan pemahaman bahwa bendera yang dikibarkan adalah bendera tauhid.
ADVERTISEMENT
"Siswa tidak mengerti, yang mereka mengerti itu kalimat tauhid, dan hanya digunakan untul meramaikan kegiatan MPLS dengan atribut keislaman, karena momennya adalah untuk promo ekstrakurikuler kepada adik kelasnya," ungkap Wakasek Bidang Kesiswaan MAN 1 Sukabumi, Ade Saepudin, Minggu (21/7).
Ade menjelaskan, saat itu sedang ada MPLS atau dalam istilah Kemenag adalah MATSAMA (Masa Taaruf Siswa Madrasah). Kegiatan tersebut dilaksanakan dari mulai Senin (15/7) hingga Jumat (19/7), dengan berbagai materi yang disampaikan berdasarkan juklak.
"Pada hari Kamis, kegiatan MATSAMA diisi oleh berbagai kegiatan demonstrasi ekstrakurikuler, termasuk dari bidang keagamaan, namanya Keluarga Remaja Islam Masjid Al-Ikhlas (KHARISMA). Nah hari Jumat adalah perekrutan untuk setiap ekstrakurikuler tersebut," jelas Ade.
Dalam momen pengenalan ekstrakurikuler itu, KHARISMA membawa bendera tauhid, yang dianggap sebagai salah satu atribut keagamaan, yang digunakan untuk meramaikan momentum perekrutan anggota ekstrakurikuler.
ADVERTISEMENT
"Ekstrakurikuler KHARISMA memberikan daya tarik kepada siswa baru dengan mengibarkan bendera tersebut, karena ekstrakurikuler lain pun membawa atributnya masing-masing. Waktu itu para guru sedang mengadakan workshop dan kegiatan pembinaan untuk wali kelas, sehingga tidak terlalu memantau aktivitas para siswa," sambung Ade.
Ade menjelaskan, dalam pengibaran bendera tersebut, ternyata merupakan ide tunggal yang muncul dari salah seorang siswa, dengan pemahaman bahwa yang dikibarkannya adalah bendera tauhid.
"Telah diinterogasi oleh pihak sekolah, karena hanya dia sendiri yang punya ide, meminta anak-anak, dan dia juga yang punya benderanya. Hanya satu anak. Siswa kelas XI mau ke kelas XII," ungkap Ade.
Ia mengatakan, semua kejadian tersebut telah diklarifikasi. Pihaknya juga sudah memberi keterangan kepada pihak kepolisian, dan semuanya pun telah selesai dengan baik.
ADVERTISEMENT
"Dan peristiwa tersebut terjadi tanpa sepengetahuan guru, karena para guru sedang konsentrasi ke workshop yang juga dilaksanakan bersamaan dengan waktu MATSAMA," ujar Ade.