10 Karung Kurang, Warga Coba Timbun Tanah Retak di Cibadak Sukabumi

Konten Media Partner
18 Oktober 2019 11:49 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Retakan besar di rumah warga Kampung Benda RT 05/06, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:CRP 3
zoom-in-whitePerbesar
Retakan besar di rumah warga Kampung Benda RT 05/06, Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:CRP 3
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Tanah retak menganga masih tergambar jelas di benak Apoy (53 tahun). Ia adalah istri dari Awan (60 tahun) salah satu penghuni rumah terdampak tanah retak di Kampung Benda RT 05/06 Desa Karang Tengah, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi.
ADVERTISEMENT
Lebih dari sepekan sejak pertama kali retakan tanah sedalam empat meter ia lihat menganga di dekat rumahnya. Apoy masih dihantui trauma, khawatir sewaktu-waktu tanah retak merobohkan rumahnya.
"Tanahnya runtuh, lama kelamaan dalamnya sampai 10 meteran. Setelah kejadian itu saya lapor ke desa dan kecamatan, sampai banyak orang yang membantu," kata Apoy kepada sukabumiupdate.com, Kamis (17/10/2019).
Lanjut Apoy, tanah retakan sudah pernah diurug oleh suaminya hingga ditanami bambu sebagai penyangga tanah.
"Tapi hasilnya nihil. Malah retakan makin memanjang dan melebar. Terus dibantu petugas dari desa dan kecamatan urug tanah lagi. Ditutup pakai 10 karung tanah. Urug lagi, makin dalam. Enggak ada bekasnya 10 karung teh," lanjutnya.
Tetangga Apoy, Yahya (43 tahun) merasakan hal yang sama. Saat pertama kali ada kejadian tanah retak, Yaya mendengar suara runtuhan tanah pada malam hari. Saat diperiksa esok paginya, Yaya kaget melihat retakan di bawah lantai keramik rumahnya.
ADVERTISEMENT
"Waktu saya mau tidur kedengaran ada yang pecah sama ada yang putus. Aduh, kata bapak teh ini di dalam teh pada putus tanahnya. Dan ketika esok harinya dibuka, tanah dibawah lantai sudah kosong sedalam empat meter. Warga lain sibuk mengungsi karena ketakutan dengan kejadian retakan tanah ini. Warga pun jadi takut dan mengungsi," sambung Yaya.