3 Nenek di Pelabuhanratu Tinggal Satu Atap dan Bertahan Hidup dengan Mengemis

Konten Media Partner
12 Mei 2020 9:17 WIB
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kondisi Mak Yati (102 tahun) salah satu dari tiga jompo yang tinggal satu atap di Kampung Badak Putih RT 04/09, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:Nandi
zoom-in-whitePerbesar
Kondisi Mak Yati (102 tahun) salah satu dari tiga jompo yang tinggal satu atap di Kampung Badak Putih RT 04/09, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:Nandi
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Miris, di tengah pandemi Covid-19 ini, tiga orang wanita lanjut usia, Yati (102 tahun), Atmi (80 tahun) dan Ani (60 tahun) tetap berjuang meneruskan hidup. Ketiganya tinggal di sebuah rumah di Kampung Badak Putih RT 04/09 Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
ADVERTISEMENT
Tiga jompo yang masih bersaudara ini tinggal di balik dinding bilik bambu dengan atap rumah bocor, juga kamar mandi yang sudah tak layak digunakan.
Dari ketiga jompo itu, Atmi yang biasanya jadi tulang punggung. Ia mendapat uang dengan cara mengemis. Atmi sendiri adalah adik dari Yati.
Atmi (80 tahun) dan Ani (60 tahun), dua dari tiga jompo yang tinggal satu atap di di Kampung Badak Putih RT 04/09 Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto: Nandi
Sementara Yati dan Ani adalah ibu dan anak. Mak Yati hanya bisa berbaring di tempat tidur lantaran usianya yang sudah tua renta. Ani yang mengalami gangguan penglihatan tak bisa berbuat banyak.
"Mak Yati ini hanya bisa berbaring di tempat tidur, tak bisa beraktivitas. Semua dilayani oleh anaknya, Bu Ani. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, keluarga ini mengandalkan Bu Atmi yang sehari-hari mengemis," kata warga Kampung Badak Putih, U Sudrajat (58 tahun), Senin (11/5/2020).
ADVERTISEMENT
Sudrajat menjelaskan, hampir setiap hari Atmi mengemis dengan cara berkeliling untuk memenuhi kebutuhan keluarga jompo tersebut. Bahkan, kata Sudrajat, Atmi kerap pulang dengan tangan hampa, sampai tak bawa makanan untuk dimakan.
"Mereka ini belum mendapat bantuan sosial dari pemerintah. Katanya baru didata untuk mendapatkan bantuan sosial dampak Corona, namun belum ada," tandasnya.
Saat diwawancarai, Atmi mengaku sudah lima tahun menempati rumah tak layak huni tersebut, yang ada di atas lahan milik pemerintah daerah. Ia juga mengaku sudah diberi izin tinggal sehingga tempat tinggalnya itu tidak dibongkar.
Sebelum pindah ke Kampung Badak Putih, Atmi mengaku sempat tinggal di Kampung Cemara, Kelurahan Palabuhanratu, Kecamatan Palabuhanratu.
"Kami hanya bertiga. Kalau hujan, pasti rumah ini basah dalamnya karena pada bocor. Boro-boro diperbaiki, untuk memenuhi kebutuhan saja kadang diberi tetangga," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
***
kumparanDerma membuka campaign crowdfunding untuk bantu pencegahan penyebaran corona virus. Yuk, bantu donasi sekarang!