Diapit Gunung dan Banyak Sutet, Bandara Cikembar sukabumi Dikaji Ulang

Konten Media Partner
1 September 2018 8:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Diapit Gunung dan Banyak Sutet, Bandara Cikembar sukabumi Dikaji Ulang
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Rencana pembangunan bandara di Cikembang, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, dikaji ulang. Pasalnya, lokasi yang akan dibangun bandara diapit oleh beberapa gunung dan banyak jaringan Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (Sutet).
ADVERTISEMENT
Jumat (31/8/2018) kemarin, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Dinas Perhubungan Provinsi meninjau lokasi yang bakal dibangun bandara tepatnya di Cikembang, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Pada hari yang sama, rombongan ini juga meninjau lokasi tanah kosong di Kampung Citarate, Desa Ujunggenteng, Kecamatan Ciracap.
Di Cikembang, rombongan Kemenhub yang menggunakan helikopter mendarat di lapangan bola Yon Armed 13 Nanggala Cikembang. Rombongan Kemenhub ini ditemani Kadishub Kabupaten Sukabumi Thendy Hendrayana, Camat Cikembar Arief Solihin dan Kabag Sapras Sekretariat Daerah Kabupaten Sukabumi Eki Radiana.
Tim Kementerian hanya sebentar melihat lokasi yang digadang-gadang akan dibangun bandara pada tahun 2019 mendatang ini.
Wakil Bupati Sukabumi, Adjo Sardjono mengungkapkan, hasil pada rapat tanggal 21 Agustus 2018 di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang dipimpin oleh Menko Maritim dan Menhub menyatakan bahwa Bandara Sukabumi akan dibangun di Cikembang mulai tahun 2019 mendatang.
ADVERTISEMENT
Kemudian rencana pembangunan bandara di Cikembang harus dikaji ulang mengemukan dalam rapat di Kemenhub pada tanggal 27 Agustus 2018. Rapat dipimpin Menhub dan dihadiri Pj Gubernur Jawa Barat.
"Laporan Dirjen Perhubungan Udara menyatakan bahwa karena diapit oleh Gunung Gede, Gunung Pangrango dan Gunung Salak, serta ada jaringan Sutet, lokasi bandara di Cikembang dikaji ulang," ungkap Adjo.
Menurutnya, bandara yang akan dibangun di Cikembang hanya bisa untuk pesawat jenis Twin Otter (pesawat ukuran kecil). Sedangkan jenis ATR (pesawat dengan ukuran yang lebih besar) sulit untuk mendarat sekalipun panjang landasan melebihi 1.500 meter.
Adjo mengungkapkan, Menhub berpandangan kalau ATR tidak bisa mendarat maka dari segi bisnis tidak menguntungkan. Sebab wisatawan mancanegara tidak akan mau naik Twin Otter. Kesimpulannya harus dikaji ulang secara teknis.
ADVERTISEMENT
"Makanya kemarin, tim dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan peninjauan ulang dan kajian teknis ke lokasi Citarate dan lokasi Cikembang," tukasnya.