Dinkes Kabupaten Sukabumi Bantu Aep, Warga Cidahu Penderita Tumor

Konten Media Partner
18 Mei 2019 9:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala UPTD Puskesmas Cidahu Nyoman Werti, mendampingi seorang dokter yang sedang memeriksa Aep (38 Tahun), warga Kampung Maglid RT 05/07, Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi yang menderita tumor. | Sumber Foto:Rawin Soedaryanto
zoom-in-whitePerbesar
Kepala UPTD Puskesmas Cidahu Nyoman Werti, mendampingi seorang dokter yang sedang memeriksa Aep (38 Tahun), warga Kampung Maglid RT 05/07, Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi yang menderita tumor. | Sumber Foto:Rawin Soedaryanto
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Aep (38 Tahun), warga Kampung Maglid RT 05/07, Desa Cidahu, Kecamatan Cidahu, Kabupaten Sukabumi, hanya bisa terbaring tak berdaya akibat penyakit tumor di leher yang dideritanya sejak 15 hari yang lalu. Ayah empat anak tersebut, kondisinya kian memprihatinkan, tubuhnya semakin kurus dan lemah.
ADVERTISEMENT
Istri Aep, Iis (37 Tahun) mengatakan, suaminya pernah menjalani perawatan selama lima hari di RSUD Sekarwangi, Cibadak, Kabupaten Sukabumi. Namun, karena tak mempunyai biaya untuk kebutuhan menunggu di rumah sakit, akhirnya terpaksa Aep kembali dibawa pulang ke rumahnya. Selain itu, Aep yang selama ini bekerja sebagai buruh bangunan, hanya mendapatkan penghasilan yang pas-pasan, akibatnya Aep tidak mempunyai biaya untuk membuat BPJS sampai dengan sekarang.
"Pas hari pertama suami di rawat di RSUD Sekarwangi menggunakan biaya (umum) karena tidak punya BPJS, hari kedua sampai hari ke lima, menggunakan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM)," paparnya kepada sukabumiupdate.com, Jumat (17/5/2019) lalu.
Iis menuturkan, dengan penyakit yang diderita oleh suaminya tersebut, pihak RSUD Sekarwangi sebenarnya menyarankan agar Aep dirujuk ke RSUD Syamsuddin SH (RS Bunut). Menurutnya, pihak RSUD Sekarwangi mempersilahkan Aep untuk dibawa pulang jika memang tidak memiliki lagi biaya untuk perawatan atau biaya menjaganya.
ADVERTISEMENT
"Kata rumah sakit, tapi harus secepetnya bikin BPJS," imbuhnya.
Iis menerangkan, sakit yang diderita suaminya itu bermula pada saat sekitar empat bulan yang lalu sebelum bulan puasa berlangsung. Awalnya lidah Aep nampak terlihat seperti mempunyai bekas gigitan lalu muncul benjolan di lidahnya tersebut. Dikira sariawan, Aep pun hanya mengobatinya dengan obat warung, namun lama kelamaan suara suaminya semakin mengecil dan menghilang.
"Timbul bengkak besar di leher, lama-lama jadi benjolan merah dan pecah, setelah pecah keluar nanah sama darah," terangnya.
Dengan kondisi seperti ini, Iis hanya bisa berharap, suaminya dapat sembuh dan sehat seperti sedia kala, serta ada pihak yang mau memberikan bantuan kepada suaminya tersebut.
"Mudah-mudahan ada keajaiban, mana masih punya anak kecil, semoga penyakitnya diangkat dan sembuh kembali. Amin," harap Iis.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kepala UPTD Puskesmas Cidahu, Nyoman Werti, mengatakan, pihak puskesmas tetap melakukan tindakan pemeriksaan untuk memastikan kondisi yang dialami Aep. Namun, kendalanya adalah Aep enggan dibawa ke RS Bunut dengan alasan, tidak mempunyai biaya sampai akhirnya Aep terpaksa harus pulang ke rumahnya, hanya berdiam diri terbaring tak berdaya di rumahnya dan dirawat oleh istrinya.
"Pasien kendalanya tidak memiliki jaminan kesehatan BPJS, jadi saya datang ke sini berupaya agar pasien tetap dibawa ke RS Bunut. Kita urus dulu jaminannya dalam hal ini BPJS nya, jadi inisiatif yang paling cepat adalah kita daftarkan dulu ke BPJS," ujarnya.
Bahkan, pihaknya akan turut serta mendaftarkan seluruh anggota keluarganya yang berjumlah enam jiwa agar mempunyai BPJS secepatnya. Aep akan ditangani dan dibantu penangananya untuk dapat dirujuk ke RS Bunut secara bertahap.
ADVERTISEMENT
"Kalau BPJS bisa selesai sehari, kita upayakan langsung dibawa ke rumah sakit, Dan ini langkah saya secara pribadi, barangkali sebagai ladang ibadah juga buat saya, biar keluarga ini akan saya tanggung premi per bulannya (sejumlah uang yang harus dibayarkan setiap bulannya atas keikutsertaan di asuransi, red) kalau misalkan dari puskesmas tidak ada," pungkasnya.