Gadis Penjaja Kopi di Sukabumi: Putus Sekolah, Jago Gambar dan Bahasa Inggris

Konten Media Partner
2 Maret 2020 13:09 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Feby Ayu Arianti (17 tahun) menunjukkan gambar buatannya. Selain mahir menggambar, gadis asal Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ini pintar ber-Bahasa Inggris. | Sumber Foto: Ragil Gilang
zoom-in-whitePerbesar
Feby Ayu Arianti (17 tahun) menunjukkan gambar buatannya. Selain mahir menggambar, gadis asal Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ini pintar ber-Bahasa Inggris. | Sumber Foto: Ragil Gilang
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Feby Ayu Arianti (17 tahun), gadis penjaga warung kopi di Kampung Cirendeuy, Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ini fasih ber-Bahasa Inggris. Padahal, Feby hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tak hanya itu, Feby juga mahir menggambar.
ADVERTISEMENT
Namun, Feby tidak melanjutkan ke tingkat SMA karena terbentur biaya. Kini Feby hanya bisa membantu kedua orang tuanya dengan ikut menjaga warung kopi dan jualan makanan ringan. Feby juga merawat neneknya yang mengalami stroke.
Gadis berwajah imut yang merupakan anak ketiga dari lima bersaudara pasangan Aden Subandi dan Yani ini mahir ber-Bahasa Inggris dan menggambar sejak duduk di Sekolah Dasar. Karena sudah begitu familiar dengan Bahasa Inggris, Feby sangat suka menyanyikan lagu-lagu luar. Feby pun sering iseng mengajak ngobrol orang yang datang ke warungnya dengan Bahasa Inggris.
Feby menjelaskan, bisa ber-Bahasa Inggris dari membaca buku dan menonton teve serta berintegrasi dengan orang yang bisa ber-Bahasa Inggris.
"Saya biasa belajar Bahasa Inggris dari membaca buku, nonton teve, mengobrol sama orang yang bisa bercakap Inggris," lirih Feby kepada sukabumiupdate.com, Senin (2/3/2020).
ADVERTISEMENT
Dirinya terpaksa tidak bisa melanjutkan SMA, karena terbentur biaya. Padahal dirinya sangat berharap melanjutkan sekolah hingga jenjang yang lebih tinggi. Namun apa daya, ayahnya, Aden, hanya tukang ojek pangkalan; dan ibunya, Yani, buka usaha warung kecil.
Uang hasil ngojek dan warung ini hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari serta biaya berobat sang nenek. "Sekarang tidak bisa lanjutin sekolah karena tidak ada biaya, saya bantu ibu jaga warung untuk kebutuhan sehari-hari," jelasnya.
Untuk menggambar sketsa wajah, modal Feby hanya kertas HVS dan pensil berwarna. Dari menggambar, feby juga mendapatkan uang ketika ada yang yang ingin dibuatkan gambar. Untuk satu gambar Feby mendapatkan Rp 20 ribu. Tapi permintaan gambar ini tidak setiap hari. Kendati demikian Feby tetap semangat mengasah kemampuan menggambar.
ADVERTISEMENT
"Saya hobi menggambar dan melukis sejak kecil. Kalau ada orang minta digambarkan dirinya selesai dalam sehari dan dibayar Rp. 20 ribu," jelasnya.
---
Reporter: RAGIL GILANG Redaktur: ANDRI SOMANTRI