Harus Kebal Dikeroyok, Suka Duka Wasit Sepakbola Tarkam Asal Sukabumi

Konten Media Partner
15 Oktober 2019 13:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sahril Sidik, wasit sepakbola asal Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Istimewa).
zoom-in-whitePerbesar
Sahril Sidik, wasit sepakbola asal Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. (Foto: Istimewa).
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Wasit menjadi sosok yang penting di setiap pertandingan, namun menjadi wasit bukan perkara yang mudah apalagi dalam sepakbola.
ADVERTISEMENT
Tak jarang ketika satu tim kalah, wasit jadi kambing hitam dituding berat sebelah dan lain sebagainya. Meski demikian, banyak yang salut dengan peran wasit ketika tegas dalam memimpin pertandingan.
Pahit manis menjadi wasit inilah yang dirasakan Sahril Sidik (21 tahun) warga Kampung Balandongan RT 04/01, Desa Bojonglongok, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi. Wasit yang memiliki lisensi C3 ini sempat diancam, bahkan menjadi sasaran amukan suporter ketika pertandingan berakhir rusuh.
"Saya sering diancam oleh supporter atau dipukul, dicekik," kata Sahril mengawali perbincangan dengan sukabumiupdate.com, Selasa (15/10/2019).
Selama enam tahun berkarir menjadi wasit, Sidik sudah pernah memimpin jalannya pertandingan diberbagai turnamen sepakbola. Dari turnamen antar kampung (tarkam), tingkat Kabupaten Sukabumi, bahkan memimpin pertandingan tim sepak bola artis. Jam terbang inilah yang menjadikan Sahril selalu siap dan seakan kebal menghadapi persoalan dalam pertandingan.
ADVERTISEMENT
"Saya pernah memimpin pertandingan, Piala Bupati, Piala Menpora U15, pernah memimpin pertandingan Selebriti FC juga di Jakarta, atau pertandingan antara kampung. Ya jadi gak aneh dipelakukan seperti itu," terangnya.
Pendapat dari menjadi wasit ini tak begitu besar, hanya Rp 130 ribu perhari.
Tak hanya tekanan saat pertandingan berlangsung saja yang dihadapi Sahril. Tekanan juga dihadapi Sahril menjelang pertandingan. Dirinya sering kali berhadapan dengan orang utusan tim yang akan bertanding, tujuannnya meminta untuk berpihak kepada tim yang ditanganinya. Namun tawaran itu pasti ditolak.
"Banyak yang meminta saya untuk berpihak dengan ditawarkan sejumlah uang, tapi saya tolak dengan lembut demi menjaga perasaannya," paparnya.
Kini, Sahril termasuk dalam anggota Asosiasi Sepakbola Kabupaten (Askab) Sukabumi yang masih dalam naungan PSSI. Sahril menekuni profesi sebagai wasit berawal dari iseng. "Lama-kelamaan nyaman ngawal di pertandingan antar kampung atau persabatan di Kampung. Dan pernah pendidikan Wasit di Bogor pada tahun 2017," tandasnya.
ADVERTISEMENT