Keluh Kesah Oma, Sang Juru Kunci Situs Batu Datar Jati di Cikembar, Sukabumi

Konten Media Partner
5 September 2020 13:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Situs Batu Datar Jati di Kampung Sukabakti RT 03/08 Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Situs Batu Datar Jati di Kampung Sukabakti RT 03/08 Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Situs Batu Datar Jati berada di Kampung Sukabakti RT 03/08 Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Situs yang disebut memiliki nilai sejarah itu kini dirawat oleh seorang juru kunci bernama Oma atau Omah.
ADVERTISEMENT
Saat diwawancarai, Oma mengatakan, sejak tahun 2011 situs tersebut dirawat olehnya. Ia mengaku tidak mengetahui seperti apa silsilah batu tersebut, namun ia mempercayai bahwa situs itu merupakan peninggalan Eyang Rangga Gading dan masih erat berkaitan dengan Prabu Siliwangi.
"Yang hanya saya tau itu peninggalan Eyang Rangga Gading. Kata orang dulu Eyang Rangga Gading itu Prabu Siliwangi. Soal silsilahnya seperti apa, saya kurang tahu," ujarnya kepada sukabumiupdate.com, Kamis (3/9/2020).
Oma mengaku kesulitan mengelola situs tersebut seorang diri, karena ia harus memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan, ia tidak bisa mengandalkan rombongan orang yang datang ke tempat tersebut, sebab tempat itu jarang sekali didatangi masyarakat.
"Jarang sekali yang datang, bisa sebulan sekali, dua bulan sekali, bahkan tiga bulan sekali. Kalaupun ada yang datang juga, enggak tentu memberikan uang," katanya.
ADVERTISEMENT
Di tempat itu, Oma menyediakan listrik yang bersumber dari rumahnya. Namun, ia mengaku rugi karena harus membayar listrik untuk penerangan di situs setiap bulan, tapi ia jarang mendapatkan uang dari tempat itu.
"Tidak pernah ada yang ngasih. Terus kan yang berkunjung ke tempat itu juga jarang. Padahal listrik yang ada di tempat itu berasal dari rumah saya. Listrik itu perbulan sekitar Rp 40.000, pemerintah juga belum pernah ada yang datang, hanya kades aja yang baru kesini," pungkasnya.
Reporter: SYAHRUL HIMAWAN
Redaktur: HERLAN HERYADIE