Kemarau, Warga di Sukabumi Ambil Air di Sungai untuk Minum dan BAB

Konten Media Partner
7 November 2019 10:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tempat untuk mandi , mencuci dan bahkan BAB di Sungai Cibening di Kampung Neglasari, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:Ragil Gilang.
zoom-in-whitePerbesar
Tempat untuk mandi , mencuci dan bahkan BAB di Sungai Cibening di Kampung Neglasari, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:Ragil Gilang.
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Hujan yang belum juga turun di sebagian wilayah selatan Kabupaten Sukabumi membuat warga kesulitan mendapatkan sumber air bersih. Dampak kemarau panjang ini dialami warga Kampung Neglasari, Desa Neglasari, Kecamatan Purabaya.
ADVERTISEMENT
Beberapa kepala keluarga di Kampung Neglasari terpaksa menggunakan air Sungai Cibening yang juga mulai kering untuk keperluan mandi, mencuci, air minum bahkan buang air besar (BAB).
Warga, Iman Nasrul (53 tahun) mengatakan memanfaatkan air Sungai Cibening yang berada tak jauh dari permukiman ini sejak 3 bulan terakhir setelah sumur warga kering.
"Kami setiap hari turun ke sungai untuk mandi, mencuci, dan buang air karena sama sekali tidak ada air," ungkap Iman kepada sukabumiupdate.com, Rabu (6/11 /2019).
Hulu sungai Cibening dan mata air di sekitar hulu sungai ini juga dimanfaatkan Perumda Tirta Jaya Mandiri untuk keperluan masyarakat Sagaranten dan sekitarnya. Nampak ada pipa-pipa besar yang berada di lokasi tersebut. Namun beberapa warga yang berada dekat mata air enggan menggunakan jasa PDAM dengan berbagai alasan, salah satunya tak mampu bayar.
ADVERTISEMENT
"Sebetulnya ada air pam yang juga memanfaatkan mata air Cibening ini juga, namun kami tak sanggup membayarnya jadi terpaksa kami yang dekat mata airnya hanya memanfaatkan aliran sungainya saja," jelasnya.
Kondisi air yang kotor dan berbau bahkan sampah menumpuk di Sungai Cibening sepertinya tak disoal warga. Selam menggunakan air tersebut warga mengaku tak ada yang mengeluhkan sakit kulit atau diare.
"Alhamdulillah hingga saat ini kami tidak ada yang menderita diare atau sakit kulit. Kami berharap hujan segera turun agar kami tidak kekeringan," ungkap Eha Solihat, warga lainnya.