Kenalan Dengan Kopi Lokal Sukabumi di Kedai Palagan Bojongkokosan

Konten Media Partner
13 Juli 2019 18:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Live musik menjadi salah satu event memanjakan konsumen di kedai kopi palagan bojongkokosan Parungkuda. | Sumber Foto:Rawin Soedaryanto.
zoom-in-whitePerbesar
Live musik menjadi salah satu event memanjakan konsumen di kedai kopi palagan bojongkokosan Parungkuda. | Sumber Foto:Rawin Soedaryanto.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
SUKABUMIUPDATE.com - Kedai kopi Palagan Bojongkokosan di Parungkuda Kabupaten Sukabumi mengambil peran lain dibalik eksitensinya sebagai simpul bisnis kuliner. Kedai ini menjadi ruang kelas bagi siapa saja yang berminat tahu lebih dalam soal kopi khususnya hasil tanam petani di Sukabumi.
ADVERTISEMENT
Edukasi tentang kopi sukabumi menjadi roh dari keberadaan kedai yang memang digagas oleh para pegiat sosial kemasyarakatan lokal. "Kami menyajikan jenis kopi robusta dan arabica lokal Sukabumi, semua dari para petani mandiri disini,” jelas Dadeng Nazaruddin pemilik kedai sekaligus penggiat kopi Sukabumi, Sabtu (13/7/2019).
Kopi lokal yang ada di kedai ini berasal dari Cidahu ada dua lokasi, Cikareo dan Panagan, Cibilik Desa Nanggerang Kecamatan Cicurug, Tenjolaya Gunung Salak, Cipeuteuy Kabandungan, Nagrak Sinagar dan Ambar Jaya Ciambar. Kopi-kopi inilah yang dikenalkan secara khusus bagi pengungjung yang ingin tahu tentang sejarah kopi di Sukabumi.
Untuk menikmati kopi-kopi lokal Sukabumi, barista dengan pengalaman mumpuni siap melayani. Seluruh biji kopi lokal ini di kedai ini bisa dinikmati dalam banyak sajian, mulai dari tubruk dan kopi murni, kopi Bombom dan es kopi susu, “Kita juga mengadopsi menu dari luar negeri seperti espresso, capuccino, latte, caffe Affogato,” sambung Dadeng.
ADVERTISEMENT
Soal harga Kedai yang berlokasi di kawasan monument perjuangan Bojong Kokosan Palagan, jalan raya Parungkuda ini jamin terjangkau. Lanjut Dadeng, “karena niat kami edukasi dan gerai promo bagi petani kopi lokal, harga jual tentu tidak akan mahal, mulai dari harga Rp 10 ribu hingga Rp 20 ribu per gelasnya.”
Kopi Sukabumi menurut Dadeng adalah produk perkebunan peninggalan Kolonial Belanda, sudah turun temurun. Namun karena kurang digarap serius, termasuk perhatian dari yang berwenang untuk pembinaan dan peluang pasar, jadi perkembangannya lamban dibanding daerah lain di Indonesia.
“Di Sukabumi aja permintaan pasar baru terpenuhi 40 persen kopi lokal, maka penggiat kopi mendatangkan dari luar Sukabumi. Mungkin dianggap murah padahal rasa kopi lokal punya nilai jual tinggi,” pungkasnya.Mari kita menghemat penggunaan air.
ADVERTISEMENT