Kisah Satu Keluarga Huni Gubuk Reyot di Lengkong Sukabumi

Konten Media Partner
1 Maret 2019 9:19 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pasangan Omay (70 tahun) dan Ibtiah (63 tahun), warga Kampung Pasirmalang RT 07/02, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menghuni gubuk reyot. | Sumber Foto:Demmi Pratama.
zoom-in-whitePerbesar
Pasangan Omay (70 tahun) dan Ibtiah (63 tahun), warga Kampung Pasirmalang RT 07/02, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menghuni gubuk reyot. | Sumber Foto:Demmi Pratama.
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Pasangan Omay (70 tahun) dan Ibtiah (63), warga Kampung Pasirmalang RT 07/02, Desa Langkap Jaya, Kecamatan Lengkong, Kabupaten Sukabumi, terpaksa menghuni gubuk reyot berukuran 3x4 meter yang beratapkan terpal, beralaskan tanah, dan dinding bilik yang sudah rapuh.
ADVERTISEMENT
Gubuk tersebut berdiri di lahan milik orang lain yang dipinjamkan. Selama beberapa tahun, Omay dan Ibtiah yang sakit-sakitan ini harus hidup berpindah-pindah tempat. Sebelumnya, mereka tinggal di rumah anaknya.
"Saya dan istri sudah mulai sakit-sakitan, awalnya kami ikut anak kami namun karena mereka juga punya keluarga, akhirnya kami pun memutuskan untuk pindah," ungkap Omay kepada sukabumiupdate.com, Jumat (1/3).
Saat ini, keduanya mengandalkan biaya untuk hidup dari Iwan (23), anak bungsunya yang ikut tinggal di gubuk tersebut. Namun, keterbatasan pendidikan yang dimiliki Iwan membuatnya tak dapat berbuat banyak. Ia hanya mampu menjadi kuli serabutan dengan upah yang tidak menentu.
"Sehari paling Rp 25 ribu, hanya cukup untuk makan kami bertiga. Pekerjaannya pun tidak tetap, saya kerja kalau ada yang menyuruh saja," ujar Iwan.
ADVERTISEMENT
Sedangkan bantuan pemerintah setempat belum mereka dapatkan untuk keluarga penghuni gubuk reyot ini. Meski demikian, keadaan ini tak membuat mereka patah arang untuk berjuang di tengah himpitan ekonomi.
"Kami belum mendapatkan bantuan apapun, bahkan untuk jaminan kesehatan saja kami belum menerima. Apalagi kondisi ibu dan bapak saat ini sudah sakit-sakitan, dan saya tidak mampu untuk membiayai pengobatan mereka," kata Iwan.