Kondisi Terkini TKW Sukabumi yang Diisolasi Sepulang dari Malaysia

Konten Media Partner
3 Maret 2020 12:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
RS Hermina Sukabumi. | Sumber Foto:Oksa BC
zoom-in-whitePerbesar
RS Hermina Sukabumi. | Sumber Foto:Oksa BC
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - RS Hermina Sukabumi menyatakan seorang pasien perempuan asal Sukalarang, Kabupaten Sukabumi, yang sebelumnya menjalani isolasi bisa pulang karena tidak menandakan gejala ILI (Influenza Like Illness).
ADVERTISEMENT
Sebelumnya RS Hermina, melakukan isolasi karena perempuan tersebut menumpangi sebuah kapal Feri untuk pulang dari Malaysia ke Batam yang ternyata di dalam kapal itu ada penumpang terinfeksi Corona.
Adanya tiga penumpang terinfeksi Corona itu diketahui saat petugas melakukan pemeriksaan saat transit di Malaysia. Penumpang itu pun diturunkan di Malaysia.
Perempuan tersebut sejatinya merupakan TKW di Malaysia yang pulang ke Sukabumi pada 18 Februari 2020. Perjalanan pulang dari Malaysia ke Batam naik kapal feri. Kemudian dari Batam, perempuan ini melanjutkan perjalanan pulang ke Sukabumi.
Wakil Direktur Medis RS Hermina Sukabumi Hendy Kurniawan mengatakan, pada Jumat (28/2/2020) pasien perempuan berusia sekitar 35 tahun tersebut datang ke RS Hermina karena ada yan terasa pada kandungannya. Ternyata saat diperiksa, kandungan anak keempat itu mengalami kontraksi.
ADVERTISEMENT
"Datang dengan nyeri perut. Setelah diperiksa, ternyata sudah waktunya melahirkan, ada kontraksi. Kondisi janinnya memang kurang sejahtera, jadi kondisinya di bawah kategori yang seharusnya. Ibu tersebut menggunakan JKN PBI. Tapi di sini semua pasien diperlakukan sama. Tim sudah siap, jadi itu namanya tindakan segera, karena protap di kami itu dalam waktu 30 menit harus diambil tindakan, karena kalau tidak, khawatir janinnya tidak tertolong," kata Hendy kepada sukabumiupdate.com, Selasa (3/3/2020).
Saat tim medis bersiap melakukan tindakan untuk persalinan, perempuan itu bercerita kepada dokter jaga. Menurut perempuan itu kurang lebih 10 hari lalu, dirinya baru pulang dari Malaysia menggunakan Kapal Feri ke Batam.
Saat di Feri itu ada pengumuman bahwa ada tiga orang terjangkit Corona. Sehingga pada saat itu juga dilakukan pemeriksaan imigrasi oleh petugas dari negara Malaysia. Namun, banyak TKI yang melarikan diri karena merupakan TKI ilegal. Sedangkan tiga penumpang yang dinyatakan terjangkit Corona itu diturunkan dari kapal feri.
ADVERTISEMENT
"Perempuan itu juga ikut panik, paniknya bukan karena corona tapi karena dokumen saat pemeriksaan itu. Tapi, perempuan ini dokumennya lengkap, lalu dicek kesehatannya, dan akhirnya dipulangkan. Perempuan itu cerita, dia takut, karena di kapal itu ada yang positif," kata Herdy.
Dokter jaga itu kemudian melaporkan riwayat perjalanan perempuan itu kepada Hendy. "Dokter jaga langsung melapor kepada saya, dan kita tetap memberlakukan over diagnosis ketimbang under diagnosis," jelas Hendy.
Kemudian persalinan dilakukan dan bayi dari perempuan itu lahir pada Jumat (28/2/2020) malam. Setelah itu, perempuan itu langsung dirawat di ruang isolasi yang memang sudah dipersiapkan pihak rumah sakit.
Pihak RS Hermina langsung melakukan pemantauan kepada perempuan itu. Pasalnya, dalam protap tahap diagnosis virus Corona ada kategori pemantauan, pengawasan dan konfirm.
ADVERTISEMENT
Isolasi dilakukan selama 14 hari. Sedangkan, isolasi yang dilakukan kepada perempuan itu setelah melahirkan hingga 3 April. Sedangkan perempuan itu pada tanggal 18 Februari 2020 menumpangi kapal feri yang didalamnya ada penumpang yang positif Corona. "Jadi perempuan itu datang ke sini pada hari ke-10 masa inkubasi," imbuh Herdy.
Dalam masa isolasi itu, apabila tidak ada indikasi yang menunjukan ILI (Influenza Like Illness) maka dinyatakan aman. Sebaliknya, apabila dalam 14 hari itu ada gejala ILI, maka dari pemantauan masuk ke tahap selanjutnya masuk yaitu pengawasan.
Herdy menjelaskan, ILI muncul ketika seseorang kontak dengan orang yang terjangkit Corona. "Gejala ILI itu seperti nyeri kepala, pilek, nyeri tenggorokan, batuk, sesak, tapi progressif, cepat sekali ILI itu durasinya dari sejak kontak begitu sampai ke pneunomonie," jelas Henry.
ADVERTISEMENT
Hingga Selasa (3/2/2020), pihak RS Hermina menyatakan tak ada gejala apapun. "Alhamdulillah hari ini hari ke-14 dan tidak ditemukan gejala apapun. Jadi ya aman semuanya," papar Hendy.
Hendy mengungkapkan, karena hari ini merupakan hari ke-14 dan perempuan tersebut tidak mengalami gejala ILI maka pasien perempuan itu pun akan dipulangkan. Hanya saja, kalau memang nanti ada keluhan, perempuan tetap kontrol ke sini.
Pihak RS pun tak mengambil sampel darah perempuan tersebut karena tak ada gejala ILI. "Tidak ada yang diambil sampel untuk dikirim ke Balitbangkes (Kemenkes) karena pasien perempuan itu tidak ada ILI," ujar Herdy.
Menurut dia, apabila seseorang yang kontak dengan positif Corona menunjukan gejala ILI kemudian didukung rontgen suggestif, maka seseorang itu masuk ke tahap pengawasan. "Kalau memang begitu nanti masuk ke pengawasan, maka kewajiban rumah sakit lain merujuk ke RS Bunut (RSUD R Syamsudin SH), karena Bunut merupakan 7 rumah sakit regional yang ditunjuk Dinkes Jabar untuk menerima kasus ini. Karena ini pemantauan, semua dilakukan di sini dan semua baik-baik saja," tukas Hendy.
ADVERTISEMENT
Mengenai kondisi bayi dari perempuan itu, pihak rumah sakit menyatakan sudah membaik. "Kondisi bayi laki-lakinya itu memang kurang sejahtera, jadi di ruang khusus perawatan bayi tapi sekarang sudah perbaikan juga," tukasnya.
Reporter: OKSA BC
Redaktur: ANDRI SOMANTRI