Kopi dan Makanan Direbut Lalat, Warga Sukabumi Protes Peternakan Ayam

Konten Media Partner
17 Januari 2020 14:26 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemdes Caringinnunggal dengan pihak Kecamatan Waluran dan PuksemasWaluran melakukan pengecekan ke peternakan dan pemotongan ayam yang dikeluhkan warga karena bau dan jadi sumber lalat. | Sumber Foto:Ragil Gilang
zoom-in-whitePerbesar
Pemdes Caringinnunggal dengan pihak Kecamatan Waluran dan PuksemasWaluran melakukan pengecekan ke peternakan dan pemotongan ayam yang dikeluhkan warga karena bau dan jadi sumber lalat. | Sumber Foto:Ragil Gilang
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Warga Desa Caringinnunggal, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi, memprotes peternakan dan tempat pemotongan ayam yang ada di desa tersebut. Warga pun melayangkan permohonan penutupan peternakan dan pemotongan ayam itu kepada pihak pemerintah diantaranya Pemdes dan BPD Caringinnunggal serta kecamatan Waluran.
ADVERTISEMENT
Perwakilan warga sekaligus Ketua Karang Taruna Desa Caringinnunggal, Deden Hidayat, menyatakan alasan warga meminta penutupan peternakan ayam tersebut karena bau dan saat musim hujan, lalat yang diyakini berasal dari kandang ayam itu menyebar ke rumah-rumah warga.
"Kami sudah melayangkan surat yang ditujukan kepada Pemdes Caringinnunggal, BPD Caringinnunggal, pihak Kecamatan Waluran, Danposramil Waluran, Pospol Waluran, Puskesmas Waluran dan Satpol PP Kecamatan Waluran pada tanggal 15 Januari 2020), " jelasnya.
Menurut Deden, lalat dari peternakan itu masuk ke rumah-rumah warga dan hinggap pada makanan. Warga pun dibuat resah dengan kondisi tersebut karena khawatir lalat menimbulkan penyakit. "Sehingga mau makan dan mau ngopi itu berebutan dengan lalat," jelasnya.
Menurut Deden, ada empat peternakan di Kampung Pasirbayur dan Kampung Rancamadun yang terdiri dari dua peternakan ayam potong dan dua peternakan ayam petelur. Kemudian di Kampung Padaherang terdapat dua tempat pemotongan ayam.
ADVERTISEMENT
"Jadi ada empat kandang ternak letaknya dekat dengan pemukiman bahkan ada ditengah-tengah permukiman, jarak ke permukiman 50 meter hingga 100 meter, " jelasnya.
Menurut Deden, Pemdes dengan pihak Kecamatan Waluran dan Puksemas Waluran sudah melakukan pengecekan ke peternakan dan pemotongan ayam. Akan tetapi ditutup atau tidaknya, warga masih menunggu pihak terkait.
"Kami atas nama keluarga kena dampak, menginginkan ditutup saja," pungkasnya.
Sementara itu Camat Waluran, Prama Rezamudra mengatakan, sudah menindaklanjuti hal tersebut dengan menurunkan tim untuk mengecek ke petrenakan dan tempat pemotongan ayam tersebut
"Tim kesehatan telah melakukan pengujian kepadatan lalat di TKP tersebut, sampai saat ini tim kecamatan masih menunggu hasil kajian, pengujian dari tim kesehatan," pungkasnya.
Reporter: RAGIL GILANG
ADVERTISEMENT
Redaktur: ANDRI SOMANTRI