Mengenal Sorgum, Bahan Baku Kuliner Khas Geopark Ciletuh

Konten Media Partner
13 Juli 2020 16:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga di Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi saat ini tengah giat melakukan budi daya tanaman yang bernama sorgum karena nilai manfaatnya. | Sumber Foto:Ragil Gilang
zoom-in-whitePerbesar
Warga di Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi saat ini tengah giat melakukan budi daya tanaman yang bernama sorgum karena nilai manfaatnya. | Sumber Foto:Ragil Gilang
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Warga di Desa Mekarmukti, Kecamatan Waluran, Kabupaten Sukabumi saat ini tengah giat melakukan budi daya tanaman yang bernama sorgum karena nilai manfaatnya. Sorgum dilirik warga Mekarmukti karena dapat dijadikan pakan ternak, bahan industri, dan tentunya alternatif pengganti nasi.
ADVERTISEMENT
Pegiat wisata Kecamatan Waluran, Cahya Sukendar mengatakan dari bentuk pohonnya, sorgum hampir menyerupai jagung. Buahnya bulat dan tumbuh pada tangkai seperti padi.
Cahya menyatakan, sorgum saat ini sudah jarang ditanam karena dianggap tidak mendukung ekonomi masyarakat dan pasar yang terbatas. Hingga akhirnya sorgum jarang ditemukan, padahal sorgum bisa dibuat beberapa olahan makanan jadi atau setengah jadi, misal di buat tepung dan kue.
"Makanya kami dari Komunitas Pegiat Wisata Palapah Waluran bergerak bersama warga untuk mengembangkan tanaman sorgum," tandasnya.
Di Kampung Warung Tilu, Desa Mekarmukti, warga sudah mulai melakukan panen sorgum. Hanya saja, Cahya tidak mengetahui pasti luas area lahan yang ditanami sorgum ini.
"Kalau luas lahan yang ditanam sorgum belum didata berapa luasnya. Namun (area yang ditanami sorgum) itu masih satu lingkungan," ujar Cahya.
ADVERTISEMENT
Ia memperkirakan ada ribuan pohon sorgum yang bisa dipanen panen per 6 bulan sekali.
Nantinya, sorgum yang dipanen itu dijadikan salah satu produk olahan dari kelompok kuliner. Produk kuliner tersebut menjadi bagian pelengkap dari Sentra Budaya Ciletuh yang sedang digarap oleh rekan-rekan Palapah.
"Dari hasil panen masyarakat kami tampung, ada yang dijual langsung dan ada yang diolah terlebih dahulu. Pengolahan makanan dari bahan sorgum terletak di Kampung Cimulek, Desa Waluran, Kecamatan Waluran," jelasnya.
Perlakuan sebelum sorgum diolah sama seperti padi. Setelah dijemur, sorgum harus dirontokan dari tangkainya.
"Sogum kering memiliki harga yang lumayan tinggi juga, per kilogram Rp 13 ribu hingga Rp 15 ribu. Mudah- mudahan sesuai dengan rencana tanaman sorgum menjadi ciri khas kuliner Geopark Ciletuh di Kecamatan Waluran," pungkasnya.
ADVERTISEMENT