Miris, Jadi Duta CFP Siswi SD di Kabupaten Sukabumi tak Dapat Sambutan Pemda

Konten Media Partner
1 November 2017 15:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Miris, Jadi Duta CFP Siswi SD di Kabupaten Sukabumi tak Dapat Sambutan Pemda
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com – Senyum lebar dan mata berbinar, terpancar dari kedua orang tua, serta pihak sekolah, saat menjemput Siti Arauvi Alhalima Putri, siswi Kelas Lima SD Negeri V Karang Tengah, Cibadak, di Organization for Industrial and Cultural Advancement (OISCA) Cimenteng, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (1/11/2017).
ADVERTISEMENT
Putri yang sebelumnya diberangkan OISCA, sebagai duta Childrens Forest Program (CFP), atau Duta Lingkungan Hidup ke Jepang, Rabu (18/10/2017), kini kembali ke tanah kelahiran tercintanya, bersama guru honorer SD Negeri V Karang Tengah, Fera Agusferani, mentornya yang juga ikut mendampingi selama berada di negeri Sakura tersebut.
“Alhamdulillah, mereka kembali dengan sehat dan selamat. Kami pun bangga, anak didik kami bisa mewakili seluruh pelajar SD, menjadi Duta Lingkungan Hidup (CFP). Kami pun berterima kasih kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu dalam pemberangkatan mereka,” papar Kepala SD Negeri V Karang Tengah, Eli Srimulyani kepada sukabumiupdate.com, siang tadi.
Sementara Fera, mentor Siti mengaku prihatin dengan dinginnya sikap Pemerintah Daerah (Pemda). “Saya sangat sedih sekali, pemerintah belum ada tanggapan. Sehingga pelepasan ini sangat sederhana. Tapi, meskipun begitu, kami sadar, mungkin dengan kesibukan mereka, jadi belum bisa memperdulikan kami,” keluhnya dalam kesempatan sama.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, dirinya optimis, mengenai sikap Pemda yang terkesan dingin menanggapi hal ini. “Ya, tapi kami tetap optimis meskipun Pemda belum ada respon. Tapi kami yakin, dalam hati mereka berdoa untuk keselamatan dan kebaikan sekolah kami,” sampainya.
Sedangkan Siti, mengungkapkan kegiatannya selama berada di Jepang. Menurutnya, banyak pengalaman dan ilmu yang bisa diterapkankan di Indonesia.
“Saya di sana berkunjung ke banyak tempat. Saya diajari cara membuat supit, seni melipat kertas (Origami), dan masih banyak lagi lainnya,” ungkapnya dalam kesempatan sama.
Siti pun mengaku sangat senang di Jepang, karena udara dan lingkungannya bersih, orang-orangnya ramah serta masih banyak sekali ilmu juga kebiasaan orang Jepang yang bisa diterapkan di sekolah.
“Seperti pendidikan karekter anak yang sangat disiplin sekali di sana (Jepang-red),” ucap Siti, dengan mimik muka menandakan kepuasannya selama hampir dua minggu lamanya berada di Jepang.
ADVERTISEMENT