news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Musim Impun di Muara Berakhir, Warga Cikakak Ngadorang di Sungai

Konten Media Partner
13 Juli 2019 10:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana Ngadorang di Sungai Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jumat (12/7/2019). | Sumber Foto:Nandi
zoom-in-whitePerbesar
Suasana Ngadorang di Sungai Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jumat (12/7/2019). | Sumber Foto:Nandi
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Musim berburu ikan impun di muara telah berakhir. Namun tidak bagi sebagian warga Kampung Cimaja, Desa Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi. Beberapa hari sejak musim impun berakhir di muara, warga Cimaja pindah ke sungai. Tujuannya apalagi kalau bukan mencari impun yang tersisa.
ADVERTISEMENT
Istilah mencari impun di sungai setelah musim di muara berakhir, disebut Ngadorang oleh warga setempat. Tradisi ngadorang biasanya dilakukan sejak pagi hingga petang menjelang malam.
Jedung (48 tahun) salah seorang warga yang sedang asyik Ngadorang menjelaskan, tradisi Ngadorang hampir sama dengan aktivitas menangkap impun di muara, yakni menggunakan sirib. Untuk diketahui, sirib adalah alat untuk menangkap ikan yang alasnya terbuat dari jaring dan tangkai dari bambu.
Ikan impun hasil Ngadorang di Sungai Cimaja, Kecamatan Cikakak, Kabupaten Sukabumi, Jumat (12/7/2019). | Sumber Foto: Nandi
"Ada satu perbedaan antara menangkap impun di muara dengan Ngadorang. Kalau di muara kan menangkap impun saat ombak datang ke darat terus langsung diangkat. Nah, kalau Ngadorang itu si siribnya disimpan di sungai yang arusnya cukup deras, lalu didiamkan. Tidak diangkat sebelum ikan impun banyak menempel di dalam sirib," kata Jedung kepada sukabumiupdate.com, Jumat (12/7/2019).
ADVERTISEMENT
Ia menilai, siklus tersebut berjalan secara alamiah, dimana ikan impun akan melawan arus sungai dari muara. Uniknya, impun yang sudah naik ke sungai ukurannya dua kali lebih besar ketimbang impun yang ditangkap di muara.
Di lokasi yang sama, Engkus (39 tahun) menambahkan, tradisi Ngadorang sudah dilakukan sejak zaman dulu dan selalu dinantikan warga selepas musim impun di muara. Baik orang tua maupun pemuda setempat, tanpa malu-malu turun ke sungai. Aktivitas tersebut biasanya berlangsung tiga hingga empat hari.
"Dalam satu hari warga ada yang bisa menangkap sampai satu ember yang beratnya bisa sampai 25 kilogram. Bentuk impun hasil Ngadorang ini kan agak besar. Sudah menyerupai ikan menga atau boloso. Hasil tangkapan biasanya untuk dikonsumsi saja bersama keluarga," tandas Engkus.
ADVERTISEMENT