Pemuda di Sukabumi Sulap Limbah Kayu Jadi Cendera Mata

Konten Media Partner
29 Agustus 2019 9:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kerajinan tangan yang terbuat dari limbah kayu, buatan warga Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:Ragil Gilang.
zoom-in-whitePerbesar
Kerajinan tangan yang terbuat dari limbah kayu, buatan warga Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto:Ragil Gilang.
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Kreativitas anak muda Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, patut diacungi jempol. Ide-ide kreatif para pemuda yang tergabung dalam Dapur Kreatif itu, menyulap limbah kayu menjadi sebuah karya seni bernilai tinggi. Kayu limbah diolah sedemikian rupa menjadi cendera mata.
ADVERTISEMENT
"Bahan bakunya diperoleh dari limbah pabrik kayu. Yang digunakan kebanyakan jenis kayu pinus dan kayu jati Belanda. Kerajinan ini sudah berjalan satu tahun lebih," ucap pemilik Dapur Kreatif, Diki Takiyudin, warga Kampung Babakanbaru, RT 03/04, Desa Jagamukti, Kecamatan Surade, kepada sukabumiupdate.com, Rabu (28/8/2019).
Contoh produk kerajinan tangan dari limbah kayu, buatan warga Kabupaten Sukabumi. | Sumber Foto: Ragil Gilang.
Lanjut Diki, limbah kayu diukir dan dibuat berbagai bentuk. Seperti jam, kaligrafi, binatang, motor, gantungan kunci, piala, atau bentuk lainnya sesuai keinginan pemesan atau konsumen.
"Proses pembuatannya kami menggunakan mesin scroll saw, karena bisa memproduksi barang lebih banyak, cepat, dan hasilnya sangat rapi," jelasnya.
Diki mengatakan, proses pengerjaannya tergantung dari tingkat kerumitan. Tahap pertama dilakukan penyerutan kayu supaya permukaan halus, kemudian mendesain gambar.
"Sedangkan untuk pemotongan tergantung seberapa rumit. Bisa dua hingga tiga jam untuk satu desain yang sudah dipola di komputer dan dianggap rumit. Kalau desain seperti gantungan kunci itu tidak lebih dari satu jam. Setelah dipotong sesuai pola, diampelas, dan finishing dipernis," lanjut Diki.
ADVERTISEMENT
Produknya ini dipasarkan di BUMDes Jagamukti, di gerai-gerai wilayah Pajampangan, bahkan ada yang dijual secara online.
"Harga terjangkau mulai dari Rp 10.000 hingga Rp 150.000. Alhamdulillah kami pun bisa menyerap tenaga kerja. Ada dua pekerja tetap, dan dua lagi kerja borongan," pungkasnya.