Terungkap! Ini Alasan Gadis Pelukis Tak Mau Tinggal di Jampang Tengah Sukabumi

Konten Media Partner
10 Juli 2020 19:27 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Feby Ayu Arianti menunjukan gambar buatannya. Gadis pelukis asal Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ini juga pintar bahasa inggris. | Sumber Foto: Dok. Sukabumiupdate.com
zoom-in-whitePerbesar
Feby Ayu Arianti menunjukan gambar buatannya. Gadis pelukis asal Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi, ini juga pintar bahasa inggris. | Sumber Foto: Dok. Sukabumiupdate.com
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Feby Ayu Arianti (17 tahun), gadis pelukis asal Desa Bojongjengkol, Kecamatan Jampang Tengah, Kabupaten Sukabumi kini mantap tinggal di Jakarta untuk melanjutkan mimpinya, kembali bersekolah.
ADVERTISEMENT
Di Ibukota, Feby tinggal bersama nenek dan uwa, keluarga dari ayah kandungnya. Ia tinggal di kawasan Jakarta Selatan. Rencananya, Feby akan melanjutkan sekolah di SMA Barunawati.
Baru-baru ini, Feby kembali muncul setelah curhat soal ibu kandungnya yang mulai kesulitan menghubungi Feby.
"Neng (sapaan akrab Feby) tidak melupakan jasa orang tua, khususnya ibu, nenek dan ayah tiri di Bojongjengkol. Neng hanya ingin mewujudkan mimpi kembali sekolah dan saya memilih di Jakarta,” tegas Feby dalam wawancara Senin, 7 Juli 2020.
Paling baru, Jumat siang, Feby kembali mendapat telepon dari ibu kandung. Diwawancarai sukabumiupdate.com via telepon, Jumat (10/7/2020), Feby mengaku mulai mendapat banyak tekanan.
"Ibu tiba-tiba telepon minta uang sambil marah-marah. Neng bingung, soalnya sisa uang ini yang dikasih sama donatur disimpan untuk biaya sekolah," ujar Feby dengan suara penuh isak tangis.
ADVERTISEMENT
"Katanya wajar orang tua minta uang ke anak, iya Neng tahu. Tapi kan Neng masih sekolah. Kalau sudah kerja mah enggak apa-apa, sudah punya penghasilan sendiri, pasti Neng kasih," lanjutnya.
Padahal, masih kata Feby, uang yang ia dapat saat ia mendapat undangan di beberapa stasiun televisi swasta juga diberikan kepada keluarganya di Bojongjengkol.
"Jujur, Neng sekarang mulai banyak tekanan, jadi stres. Neng maunya ibu dukung cita-cita Neng yang mau lanjut sekolah," katanya lagi.
Ditanya mengenai alasan mengapa ia tak mau melanjutkan sekolah di Bojongjengkol, Jampang Tengah, Feby menyebutkan beberapa fakta yang membuat kaget.
"Waktu di Bojongjengkol, ketika lulus SMP, Neng dipaksa setiap hari harus begadang dan jangan tidur. Disuruh begadang dari sore hingga subuh. Tidurnya boleh siang hari dan sorenya jam 6 disuruh begadang lagi untuk jualan kopi dan meminta uang ke tamu (pembeli). Jujur, Neng sangat malu sekali disuruh meminta uang ke tamu," bebernya.
ADVERTISEMENT
"Kalau Neng di Jampang lagi, pasti akan disuruh meminta uang lagi ke tamu tamu di warung. Neng enggak suka itu, apalagi sampai menggoda laki-laki, Neng masih 17 tahun. Takut. Kalau tidak dilaksanakan, ibu suka marah-marah. Malahan Neng pernah digusur ke luar warung," tandas Feby.
Redaktur: HERLAN HERYADIE