TKW asal Sukabumi di Riyadh: 9 Tahun Tak Digaji dan Hilang Kontak

Konten Media Partner
27 Februari 2019 13:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hamyi (74 tahun) ibunda Runiah (37 tahun) TKW asal Kampung Cigadog RT 005/ 007, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi menunjukan foto anaknya. | Sumber Foto:Nandi.
zoom-in-whitePerbesar
Hamyi (74 tahun) ibunda Runiah (37 tahun) TKW asal Kampung Cigadog RT 005/ 007, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi menunjukan foto anaknya. | Sumber Foto:Nandi.
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Runiah (37), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kampung Cigadog RT 005/007, Desa Caringin, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, hilang kontak dengan keluarganya selama sembilan tahun sejak bekerja di Arab Saudi.
ADVERTISEMENT
Ibu Runiah, Hamyi (74), mengatakan putrinya itu berangkat ke Arab Saudi pada 2009 diajak oleh tetangganya melalui PT Bajri Putra Utama. Dia mengaku Runiah tak pernah memberi kabar atau menjalin kontak dengan keluarganya sejak berada di sana.
Kabar tentang Runiah baru sampai kepada Hamyi melalui rekan kerjanya dari Tasikmalaya yang sudah lebih dulu pulang ke Indonesia.
"Orang Tasikmalaya itu disuruh anak saya untuk menyampaikan pesan ke sini (rumah). Kalau anak saya merasa tersiksa bekerja di sana dan ingin pulang ke Indonesia," ujar Hamyi kepada sukabumiupdate.com, Rabu (27/2).
Setelah mendapatkan kabar tersebut, Hamyi langsung melapor kepada kepala desa dan Camat Cisolok terkait situasi yang dialami Runiah.
"Saya langsung lapor ke kades dan camat, terus lapor ke Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI) Sukabumi. Alhamdulillah anak saya sudah aman dan akan segera dipulangkan," ujar Hamyi.
ADVERTISEMENT
Secara terpisah, Kepala Desa Caringin, Subyati Sopyana, membenarkan soal Runiah sempat hilang kontak dengan keluarga semenjak berangkat jadi TKW pada 2009. Dia mengaku langsung membuat laporan ke SBMI Sukabumi dan mengumpulkan data-data Runiah.
"Alhamdulilah sudah selesai berkat koordinasi dengan SBMI Sukabumi, SBMI pusat, dan SBMI yang ada di Riyadh. Kita sudah membuat pelaporan, data-data juga sudah masuk. Alhamdulillah TKW tersebut aman dan sekarang sudah ada di shelter KBRI Riyadh," kata Subyati.
Subyati mengatakan Runiah akan segera dipulangkan ke Indonesia, namun harus menunggu proses pemanggilan dari majikannya untuk memperjuangkan haknya berupa gaji yang belum dibayarkan.
"Perhitungan gaji Runiah yaitu 115 bulan dikali 800 Riyal. Berarti haknya yang harus diterima sebesar 92.000 Riyal yang kita ajukan," ujar Subyati.
ADVERTISEMENT
Saat ini, kata dia, pembayaran gaji itu masih dalam proses serta memantau komunikasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia. Subyati juga mengungkapkan kesehatan Runiah sempat menurun.
"Kondisinya kurang sehat, namun setelah dilakukan trauma healing untuk pemulihan, sekarang sudah bisa komunikasi dengan pihak keluarga lewat video call. Nanti kalau semua hak sudah diterima, maka kita tinggal menjemput di bandara," pungkas Subyati.