Aksi Buruh di Cicurug Berlanjut, Tuntut Perusahaan Bayar Rp 2,5 Miliar

Konten Media Partner
30 Januari 2019 12:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Buruh di Cicurug Berlanjut, Tuntut Perusahaan Bayar Rp 2,5 Miliar
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
SUKABUMIUPDATE.com - Ratusan buruh PT Sentosa Utama Garmindo (SUG) menggelar aksi unjuk rasa lanjutan pada Rabu (30/1/2019), lantaran perusahaan garmen tempat mereka bekerja itu tak kunjung menepati janjinya.
ADVERTISEMENT
Dalam aksi kali ini, para buruh yang didominasi oleh perempuan membawa berbagai poster sebagai bentuk upaya menyampaikan uneg-uneg mereka di halaman pabrik di Kampung Caringin Karet, RT 03/RW 04, Desa Nyangkowek, Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi.
"Hari ini yang akan hadir adalah pemilik perusahaan, yaitu Pak Indra, yang dari kemarin ditunggu-tunggu. Katanya, agendanya adalah hari ini untuk menyelesaikan persoalan kekurangan pembayaran upah Desember dan pembayaran keterlambatan serta memastikan kapan mulai bekerja," ujar Ketua DPC GSBI Kabupaten Sukabumi, Dadeng Nazaruddin.
Buruh sangat menanti kepastian dari perusahaan karena pada pertemuan yang digelar Senin (28/1/2019), hanya 40 persen upah yang dibayarkan.
"Kalau hitung-hitungan yang didapat ternyata tidak sampai Rp 1 miliar yang diterima oleh seluruh karyawan, sekitar 800 juta, kekurangannya itu hasil perhitungan accounting sekitar Rp 1,5 miliar lagi itu untuk gaji. Belum denda keterlambatan. Kalau diglobalkan, sebetulnya kita sudah hitung dari kemarin tetapi kalau denda itu kan ngitung hari, jadi akan nambah terus. Kalau per tanggal 23 itu sekitar Rp 2,5 miliar untuk gaji Bulan Desember dan denda keterlambatan, tetapi semakin lama denda akan semakin nambah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Buruh, kata Dadeng, akan menunggu kehadiran Indra sebagai pemilik perusahaan. Apabila Indra tidak hadir, maka penyelesaian persoalan buruh ini akan diselesaikan pemerintah. Dadeng mengungkapkan, tak ada alasan perusahaan tersebut tutup sebab memiliki segala yang diperlukan untuk operasional, seperti buyer, sumber daya manusia, dan peralatan.
"Perusahaan ini enggak ada soal dan sudah ketemu dengan buyer. Bahwa buyer siap terus menjalankan bisnisnya di sini untuk kerja sama dengan PT Sentosa Utama Garmindo, artinya tidak ada alasan kalau perusahaan ini tutup karena buyer ada, mesin, dan tenaga kerja ada," jelas Dadeng.