Aktivis Perlindungan Anak Kecam Aksi Bejat Guru Honorer di Mamuju

Konten Media Partner
19 Februari 2019 9:15 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Polisi mengamankan AS (31), oknum guru honorer di Mamuju atas aksi pencabulan terhadap sejumlah muridnya. (Foto: Anhar/SulbarKini)
zoom-in-whitePerbesar
Polisi mengamankan AS (31), oknum guru honorer di Mamuju atas aksi pencabulan terhadap sejumlah muridnya. (Foto: Anhar/SulbarKini)
ADVERTISEMENT
Aktivis perlindungan perempuan dan anak mengecam aksi pencabulan yang dilakukan oknum guru honorer AS (31) kepada sejumlah muridnya.
ADVERTISEMENT
Direktur Yayasan Karampuang Mamuju, Ija Syahruni, menyayangkan aksi pencabulan terhadap murid itu terjadi secara berulang.
"Pelaku harus dihukum seberat-beratnya dan tak bisa lagi diterima bekerja sebagai guru. Sangat disayangkan, kejadian ini sudah berulang dengan korban yang banyak. Sekolah harusnya menjadi tempat yang aman bagi anak," kata Direktur Yayasan Karampuang Mamuju Ija Syahruni, Selasa (19/2).
Dia menilai, seharusnya semua unsur yang ada di dalam sekolah harus menjadi pelindung anak.
Anak-anak juga harusnya diajarkan sejak dini untuk tahu bagian mana saja dari tubuhnya yang tidak boleh disentuh orang lain.
"Mereka harus cepat melapor bila merasa ada aksi yang tak senonoh. Jika ada kecurigaan, harus segera dilaporkan," katanya.
Dari hasil pemeriksaan Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Mamuju, hingga saat ini sudah ada 5 orang tua korban yang melaporkan perbuatan pelaku di Mapolres Mamuju.
ADVERTISEMENT
"Baru lima orang korban yang melapor ke Mapolres Mamuju. Sedangkan sisanya sudah kami data identitasnya dan selanjutnya kami arahkan untuk membuat laporan polisi," ungkap Kasat Reskrim Polres Mamuju, AKP Syamsuriansyah.
Menurut Syamsuriansyah, awalnya anak-anak yang menjadi korban tidak mau bercerita ke orang tuanya. Kasus ini mencuat setelah ada salah satu murid yang mengadu kepada orang tuanya.
Dari pengaduan salah seorang murid tersebut, menyebar ke orang tua murid lainnya hingga memutuskan untuk melaporkan aksi AS ke kepolisian.
"Dari pengakuan orang tua korban yang diperiksa, aksi bejat ini sudah dilakukan sejak lama dan korbannya pun tidak sedikit. Ada yang mengaku pernah dicium-cium pipi hingga bibir dan dilakukan di toilet serta beberapa lokasi lain di sekolah," urai Syamsuriansyah.
ADVERTISEMENT
Pewarta : Anhar
Editor : Sapriadi