Antisipasi Dampak La Nina, Pemprov Sulbar Gelar Apel Konsolidasi Siaga Bencana

Konten Media Partner
12 November 2020 18:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Simulasi tanggap bencana pada apel gabungan konsolidasi siaga bencana di lapangan kantor Gubernur Sulawesi Barat. Foto: Dok. Kominfo Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Simulasi tanggap bencana pada apel gabungan konsolidasi siaga bencana di lapangan kantor Gubernur Sulawesi Barat. Foto: Dok. Kominfo Sulbar
ADVERTISEMENT
Mengantisipasi cuaca ekstrem akibat dampak fenomena La Nina, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Barat bersama pihak terkait menggelar apel konsolidasi siaga bencana di lapangan kantor Gubernur Sulawesi Barat, Kamis (12/11).
ADVERTISEMENT
Gubernur Sulbar, Ali Baal Masdar mengatakan, pelaksanaan apel konsolidasi tersebut sebagai bentuk kesiapan dalam mengantisipasi kondisi perubahan cuaca ekstrem akibat fenomena La Nina yang terjadi di tengah pandemi COVID-19 dan menjelang pelaksanaan Pilkada di empat kabupaten di daerah ini.
Menurutnya, diperlukan kesiapan seluruh elemen pemerintah dan instansi terkait untuk melakukan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana dengan menyiapkan sumber daya, sarana dan prasarana sebagai langkah antisipasi untuk memastikan ketersediaan peralatan, bahan pangan, dan kebutuhan lainnya selama tanggap bencana di tengah pandemi COVID-19.
"Kita berharap bencana tidak terjadi, namun sangat penting kewaspadaan dan upaya antisipasi dini," kata Ali Baal.
Di tengah kewaspadaan bencana akibat fenomena La Nina yang terjadi di akhir tahun 2020, Ali Baal juga mengingatkan masyarakat Sulawesi Barat tetap menanamkan kedisiplinan dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak untuk memutus rantai penularan virus corona.
ADVERTISEMENT
"Masih terjadinya penambahan kasus baru positif COVID-19 adalah tantangan yang harus dijawab dengan kerja keras," ujarnya.
Pada kesempatan itu, Ali Baal juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai tingginya curah hujan yang diperkirakan hingga awal 2021 dan meminta pihak terkait melakukan optimalisasi sungai, kanal, saluran air, dan penampungan air seperti waduk dan embung.
"OPD teknis yang menangani urusan bencana supaya berkoordinasi dengan pihak terkait supaya menyiapkan tempat pengungsian yang layak dan bersih untuk mengurangi resiko penularan COVID-19 dan penyakit lainnya," imbuhnya.
Adapun potensi yang ditimbulkan akibat fenomena La Nina di antaranya angin kencang, banjir, tanah longsor, pohon tumbang, hingga luapan air sungai akibat curah hujan yang tinggi.
"Sangat mungkin juga muncul penyakit seperti diare, demam, typus, hepatitis A, atau penyakit yang disebabkan kontak dengan urine hewan dan dapat pula menyebabkan menurunnya tangkapan ikan nelayan karena berkurangnya makanan ikan akibat klorofil di laut makin berkurang," sebutnya.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan prakiraan BMKG, sebagian besar wilayah Indonesia terdampak fenomena La Nina pada akhir tahun 2020 hingga awal tahun 2021. Sementara hujan diperkirakan akan mengguyur wilayah Sulawesi Barat dalam tiga bulan, mulai November 2020 hingga Januari 2021.