Bakar Doda, Tradisi Warga Sulbar Sambut Maulid Nabi Muhammad

Konten Media Partner
9 November 2019 2:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tradisi bakar doda dilakukan warga sehari sebelum 12 Rabiul Awwal atau bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tradisi bakar doda dilakukan warga sehari sebelum 12 Rabiul Awwal atau bertepatan dengan peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Warga Mandar di Sulawesi Barat punya tradisi unik dalam menyambut peringatan Maulid atau hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
ADVERTISEMENT
Salah satu tradisi tersebut adalah membakar doda, makanan khas Mandar sejenis lemang. Tradisi ini umumnya mereka lakukan sehari sebelum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awwal dalam penanggalan Hijriah.
Seperti halnya yang dilakukan oleh warga Desa Riso, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Jumat sore (8/11). Mereka beramai-ramai membakar doda di halaman rumah masing-masing.
Syarif, warga Desa Riso, mengatakan tradisi tersebut sudah dilakukan berpuluh tahun oleh warga Mandar sejak agama Islam masuk di daerah tersebut.
Doda terbuat dari beras ketan yang dicampur santan murni, kemudian dibakar dalam wadah bambu. Foto: Istimewa
Selain sebagai bentuk perayaan menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW, tradisi bakar doda ini juga sebagai wujud persaudaraan dan kebersamaan antarwarga.
"Jadi sehari sebelum datangnya 12 Rabiul Awwal, warga akan ramai-ramai membakar doda. Nantinya, doda ini kemudian akan dibagi-bagikan kepada tamu yang berkunjung ke rumah, saat kumpul bersama, atau disajikan ke warga dan pendatang yang mengikuti peringatan maulid di masjid," kata Syarif, Jumat malam (8/11).
Tradisi bakar doda ini dilakukan oleh warga di berbagai tempat, dan biasanya dilakukan secara beramai-ramai. Foto: Dok. Istimewa
Menurutnya, doda terbuat dari beras ketan yang dicampur santan murni kemudian dimasukkan ke dalam potongan bambu yang sudah dilapisi daun pisang muda sepanjang 50 sentimeter, kemudian dibakar.
ADVERTISEMENT
Makin lama proses pembakaran, maka makin tahan lama pula doda tersebut.
"Umumnya dilakukan beramai-ramai sekaligus ajang bersilaturahmi bagi warga," ujarnya.