BPOM Temukan Kerupuk Mengandung Zat Pengawet di Pasar Topoyo, Mamuju Tengah

Konten Media Partner
26 April 2022 22:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Jajaran Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju melakukan pengujian terhadap sampel takjil di Pasar Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah. Foto: Dok. Humas BPOM Mamuju
zoom-in-whitePerbesar
Jajaran Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju melakukan pengujian terhadap sampel takjil di Pasar Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah. Foto: Dok. Humas BPOM Mamuju
ADVERTISEMENT
Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Mamuju menemukan takjil yang mengandung zat berbahaya di pasar tradisional Topoyo, Kabupaten Mamuju Tengah (Mateng), Sulawesi Barat (Sulbar), Selasa (26/4/2022).
ADVERTISEMENT
Dari 22 sampel makanan dan minuman takjil yang diuji, satu di antaranya dinyatakan positif mengandung boraks. Zat tersebut ditemukan di dalam produk penganan kerupuk gendar. Kerupuk itu menggunakan boraks sebagai pengawet, padahal zat tersebut tidak untuk dikonsumsi.
“Satu sampel positif mengandung boraks. Tiga kali pengujian hasilnya tetap sama,” kata Koordinator Kelompok Substansi Infokom BPOM di Mamuju, Netty Nurmuliawaty, kepada SulbarKini melalui sambungan telepon.
Usai ditemukan, jajaran BPOM langsung bertindak cepat. Pedagang tersebut diminta menghentikan penjualan produk yang terindikasi mengandung zat berbahaya itu. Termasuk melarangnya kembali menggunakan boraks sebagai campuran olahan pangan miliknya.
“Karena dapat menyebabkan ganguan pada saraf dan menyebabkan kanker hati dan usus besar,” ungkapnya.
Setelah itu, kata Netty, pedagang tersebut didata dan diberi edukasi intensif. Agar tak mengulangi perbuatannya, identitas pedagang diserahkan ke Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mateng.
ADVERTISEMENT
“Untuk dilakukan pembinaan,” kata Netty.
Selain menemukan takjil berbahaya, BPOM di Mamuju juga menyoroti kebersihan takjil tersebut. Kata Netty, sejumlah jajanan tidak tertutup dan dikemas dengan baik. Akibatnya, kendaraan yang lalu-lalang mencemari pangan tersebut.
“Sebagian jajanan yang dijual di pasar tersebut, belum menerapkan higiene dan sanitasi secara benar,” pungkasnya.
Penemuan ini menambah jumlah kasus temuan BPOM selama melakukan intensifikasi pengawasan pangan dan takjil selama Ramadhan.