Cerita Rahman, Selamat Usai 12 Jam Tertimbun Reruntuhan Kantor Gubernur Sulbar

Konten Media Partner
31 Januari 2021 7:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rahman selamat usai 12 jam terjebak reruntuhan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang roboh saat terjadi gempa 6,2 magnitudo. Foto: Dok. Eka M
zoom-in-whitePerbesar
Rahman selamat usai 12 jam terjebak reruntuhan kantor Gubernur Sulawesi Barat yang roboh saat terjadi gempa 6,2 magnitudo. Foto: Dok. Eka M
ADVERTISEMENT
MAMUJU - Gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang mengguncang Mamuju dan Majene pada Jumat (15/1) dini hari masih menyisakan cerita pilu.
ADVERTISEMENT
Imbas gempa, sedikitnya 105 orang meninggal, rumah-rumah dan perkantoran rusak hingga roboh, serta ribuan warga mengungsi karena trauma dan khawatir terjadinya gempa susulan yang lebih kuat.
Rahman, warga Desa Saletto, Kecamatan Simboro, Mamuju, merupakan salah seorang yang selamat usai 12 jam tertimbun reruntuhan kantor utama Gubernur Sulawesi Barat yang roboh.
Rahman merupakan sekuriti yang berdinas di kantor Gubernur Sulbar. Ia mengungkapkan, dirinya masih di rumah saat gempa berkekuatan 5,9 magnitudo mengguncang Mamuju dan Majene pada Kamis (14/1) siang. Saat itu, dia sedang bersiap untuk bertugas di kantor Gubernur Sulbar pada malam hari.
Rahman menuturkan, keluarganya sempat melarangnya masuk kerja pada malam tersebut. Namun, dia tak mengindahkan larangan itu dan memutuskan untuk tetap berdinas di kantor Gubernur Sulbar. Baginya, itu merupakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai sekuriti.
ADVERTISEMENT
"Sesampainya di Kantor Gubernur Sulbar, saya mengecek hingga ke lantai empat dan memang bangunannya sudah retak akibat gempa," kata Rahman, Sabtu (30/1).
Gedung utama kantor Gubernur Sulbar roboh usai diguncang gempa 6,2 magnitudo. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
Dia menambahkan, dirinya masih sempat tertidur selama dua jam sebelum gempa berkekuatan 6,2 magnitudo yang terjadi pada Jumat (15/1) dini hari. Dia bahkan masih sempat melakukan patroli untuk memastikan keamanan di sekitar kantor Gubernur Sulbar.
"Seketika itu juga, gempa bumi terjadi dan listrik padam. Saya bersama Isra berlari keluar lewat pintu depan, namun kami terjatuh sehingga tertimbun reruntuhan," ujarnya.
Rahman menjelaskan, dia dan Isra, temannya yang juga sedang berjaga, terjebak reruntuhan selama 12 jam. Korek api yang dibawa Isra menjadi penerang di tengah reruntuhan bangunan yang gelap dan sedikit cahaya.
ADVERTISEMENT
"Saat tertimbun, kami sempat merasakan sesak karena debu yang memenuhi reruntuhan. Kami dievakuasi sekitar pukul 2 (14.00 WITA) dalam kondisi selamat," tandas Rahman, yang kini mengungsi bersama keluarganya di tenda pengungsian.