Jelajah Wisata, Dinas Pariwisata Sulbar Kenalkan Potensi Wisata di 4 Kabupaten

Konten Media Partner
14 November 2020 23:29 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Forum Group Discussion (FGD) pengembangan pariwisata di Sulawesi Barat. Foto: Awal Dion/sulbarkini
zoom-in-whitePerbesar
Forum Group Discussion (FGD) pengembangan pariwisata di Sulawesi Barat. Foto: Awal Dion/sulbarkini
ADVERTISEMENT
Dinas Pariwisata Sulawesi Barat (Sulbar) terus melakukan promosi terkait potensi pariwisata yang ada di daerah ini. Salah satunya dengan menggelar Jelajah Wisata ke empat kabupaten yang ada di Sulawesi Barat.
ADVERTISEMENT
Kepala Dinas Pariwisata Sulbar, Farid Wajdi, berharap melalui kegiatan tersebut destinasi wisata di daerah ini tak hanya dikenal di lingkup lokal, tetapi secara nasional hingga mancanegara.
"Kita ingin, orang tahu di Sulbar itu ada surga," kata Farid saat membuka kegiatan Forum Group Discussion (FGD) dan FAM Trip Tour Jelajah Wisata Sulbar Marasa I, Sabtu sore (14/11).
Menurutnya, Sulawesi Barat kaya akan potensi wisata. Farid berharap, melalui kegiatan Jelajah Wisata Sulbar Marasa itu masyarakat bisa mengetahui tempat-tempat wisata menarik yang ada di Sulbar.
"Kegiatan ini turut diikuti oleh perwakilan Dinas Pariwisata setiap kabupaten, HPI, ASITA, pemerhati Pariwisata, serta wartawan yang diharapkaan dapat bersinergi memajukan kepariwisataan di Sulawesi Barat," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Ia menjelaskan, pengembangan wisata di Sulawesi Barat dibagi menjadi tiga klaster, yaitu klaster pertama meliputi Kabupaten Mamuju, Majene, Polewali Mandar (Polman), dan Mamasa. Klaster dua meliputi Pasangkayu dan Mamuju Tengah.
"Sedangkan klaster tiga meliputi wilayah kepulauan Sulbar dengan potensi pengembangan wisata di 15 pulau," papar Farid.
Dalam kegiatan Jelajah Wisata Sulbar Marasa, peserta akan mengunjungi sejumlah tempat wisata yang ada di Mamuju, Majene, Polman, dan Mamasa.
"Saat ini, kami juga sedang mempersiapkan sebuah kawasan Kota Tua di Majene yang memiliki heritage arsitektur peninggalan Belanda. Nantinya ini akan mirip seperti kawasan Kota Tua di Malang dan tentunya hal ini perlu dukungan seluruh pihak," jelasnya.
"Kami juga telah menerbitkan tiga buah buku yang nantinya dapat menjadi referensi kepariwisataan di Sulbar, yaitu buku tentang Gandang Dewata, Festival Sungai Mandar, dan Majene Kota Tua," pungkas Farid.
ADVERTISEMENT