Kemnaker Buka Kesempatan Magang di Jepang, Uang Saku hingga Rp 10 Juta Sebulan

Konten Media Partner
13 Juni 2021 17:19 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sosialisasi program pemagangan ke Jepang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (12/6/2021). Foto: Dok. Humas Pemkab Majene
zoom-in-whitePerbesar
Sosialisasi program pemagangan ke Jepang di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, Sabtu (12/6/2021). Foto: Dok. Humas Pemkab Majene
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Majene melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi menggelar sosialisasi program pemagangan ke Jepang kerja sama Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker) dan International Manpower Development Organization Japan, Sabtu (12/6/2021).
ADVERTISEMENT
Sosialisasi tersebut bertujuan memberikan informasi ke pihak terkait adanya peluang magang bagi calon tenaga kerja usia produktif 19-26 tahun ke Jepang.
Bupati Majene, Lukman Nurman, mengatakan, program pemagangan ke Jepang tersebut merupakan kesempatan yang baik. Menurutnya, meskipun tingkat pengangguran di Majene mengalami penurunan setiap tahun, namun program pemagangan di Jepang menjadi solusi menciptakan tenaga kerja siap pakai dan diharapkan bisa mengadopsi etos kerja di Jepang.
"Kenapa di Jepang? Karena mereka memiliki inovasi dan spirit yang sangat tinggi sangat jauh dibanding yang lain. Jepang juga negara yang masuk 5 besar negara maju di dunia dan dikenal memiliki etos kerja dan dispilin yang tinggi," ujarnya.
Lukman berharap melalui program magang di Jepang, budaya disiplin bisa dibawa ke Majene serta mampu menciptakan dunia usaha yang terbaik.
ADVERTISEMENT
Pada kesempatan itu, Staf Khusus Kemenaker Caswiyono Rusdi Cakrawangsa menyampaikan tiga hal yang harus diantisipasi terkait persoalan ketenagakerjaan di Indonesia.
Di antaranya bonus demografi pada 2030 mendatang yang mana diprediksi terjadi ledakan jumlah anak muda usia kerja sekitar 2,9 juta jiwa yang harus terjamin dalam dunia kerja.
Selanjutnya revolusi industri 4.0 yang mengakibatkan sebagian pekerjaan manusia digantikan teknologi serta masa pandemi COVID-19 yang berdampak pada 24 juta tenaga kerja di Indonesia seperti PHK, pengurangan jam kerja, hingga dirumahkan.
"Pemagangan di Jepang berarti mempersiapkan para generasi muda yang produktif untuk siap dalam setiap tantangan ke depan," tuturnya.
Direktur Pelatihan dan Pemagangan Kemnaker, Muhammad Ali Hapsah, menjelaskan dua tahapan untuk program pemagangan di Jepang. Di antaranya persiapan daerah sebelum diberangkatkan serta proses tes atau seleksi yang harus diikuti setiap calon peserta magang.
ADVERTISEMENT
"Para calon peserta magang hanya dibebankan uang pembiayaan dan akomodasi saat berangkat ke Jakarta. Selebihnya menjadi tanggungan Kemnaker dan pihak Jepang hingga pemberangkatan," jelas Ali Hapsah.
Selain itu, peserta magang akan diberikan uang saku selama satu bulan berkisar Rp 10 juta. Jika peserta magang bekerja selama 3 tahun maka tunjangan usaha mandiri yang diberikan perusahaan di Jepang sebanyak 600 yen atau Rp 80 juta.
"Jika 4 sampai 5 tahun diganjar 800 yen atau Rp 130 juta, tenaga kerja kita bisa pulang dengan sejahtera yang mampu menggerakkan ekonomi desa dan kabupaten," paparnya.
Perwakilan IMM Jepang, Tamura Hidetaka, menyebutkan dari tahun 1993 hingga 2020 sebanyak 60 ribu peserta magang telah difasilitasi. Untuk perusahaan yang menerima pemagangan dari luar negeri sebanyak 1.729 yang bergerak dalam bidang produksi dan konstruksi.
ADVERTISEMENT
"Syarat diterima magang harus lulus praktek teori pekerjaan sebelum tahun kedua, tidak boleh keluar perusahaan kecuali dari pihak perusahaan tersebut yang bermasalah. Pihak perusahaan mempersiapkan fasilitas penginapan dan pengajar magang," pungkas Tamura.