Kisah Rusli, Ikuti Yudisium saat Menjadi Relawan Banjir Bandang di Masamba

Konten Media Partner
19 Juli 2020 16:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rusli mengikuti yudisium secara daring saat menjadi relawan banjir bandang di Masamba. Foto: Dok. Human Iniative Sulsel
zoom-in-whitePerbesar
Rusli mengikuti yudisium secara daring saat menjadi relawan banjir bandang di Masamba. Foto: Dok. Human Iniative Sulsel
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banjir bandang menerjang Masamba, Luwu Utara, Sulsel, pada Senin (13/7).
ADVERTISEMENT
Sebagai salah seorang relawan yang sudah terbiasa terjun ke lokasi bencana, Rusli, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar ini pun langsung bergerak ke Masamba bersama rekannya yang tergabung dalam Relawan Human Iniative (HI) Sulsel.
"Kami berangkat Selasa malam (14/7), dan tiba di Palopo pada Rabu pagi (15/7). Selanjutnya bergerak ke Masamba untuk melakukan survei dan mendirikan posko," tutur Rusli, saat dihubungi, Sabtu malam (18/7).
Namun, saat disibukkan dengan kegiatan menjadi relawan di lokasi banjir bandang, Rusli tiba-tiba menerima informasi dari dosen terkait pelaksanaan yudisium secara virtual yang dilakukan pada Kamis (16/7).
"Jadi informasi yudisium-nya dadakan, sementara saat itu saya berada di lokasi bencana dan tidak ada persiapan," ujar pria asal Mamuju, Sulawesi Barat ini.
Yudisium secara daring Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar. Foto: Dok. Istimewa
Karena tidak membawa jas hitam maupun atribut kampus, Rusli terpaksa mengikuti yudisium virtual tersebut dengan menggunakan rompi relawan. Ia pun harus merelakan mengikuti momen yudisium di atas mobil rescue Human Initiative Sulsel.
ADVERTISEMENT
"Saya tetap ikut, meskipun tidak memakai atribut kampus. Jadi pas dosen prodi dan dekan bertanya, mereka sempat kaget. Saya jelaskan sedang di lokasi bencana banjir bandang di Masamba, dan akhirnya mereka memberi support," tambahnya.
Bagi Rusli, menjadi relawan adalah pilihan untuk melatih dirinya peka terhadap lingkungan. Sebelum menjadi relawan banjir bandang di Masamba, pada 2018 lalu Rusli juga menjadi relawan saat tsunami menerjang Palu dan sekitarnya.
"Menjadi relawan sejak 2017. Karena ada kepekaan sosial, sekaligus melatih diri untuk peka terhadap sesama dan lingkungan," tandasnya.