Laga Final Ricuh, Turnamen Sepak Bola di Mamuju Pilih Juara I Bersama

Konten Media Partner
2 Desember 2019 13:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Penonton yang membludak masuk lapangan sebelum pertandingan berakhir.
zoom-in-whitePerbesar
Penonton yang membludak masuk lapangan sebelum pertandingan berakhir.
ADVERTISEMENT
Ada yang menarik dalam turnamen sepak bola antar klub di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Panitia pertandingan memutuskan juara 1 bersama pada dua klub yang berlaga di final Andi Depu Cup 2019 di lapangan Merdeka, Mamuju, Minggu sore (1/12).
ADVERTISEMENT
Hal itu dilakukan mengingat suasana di akhir pertandingan yang sempat ricuh dan pendukung salah satu kesebelasan yang membludak masuk di lapangan.
"Karena kondisi keamanan tidak memungkinkan, akhirnya kita sepakat keduanya juara satu bersama," kata Pengawas Pertandingan, Ismail.
Awalnya, laga final antara kesebelasan OTP 37 Kabupaten Mamuju melawan Jibril FC Malunda Kabupaten Majene ini berlangsung seru. Kedua kesebelasan melakukan jual beli serangan dengan tensi pertandingan yang sedikit keras.
Jibril FC memulai keunggulan 1-0 setelah salah seorang pemainnya, Alfa Tino, berhasil menceploskan bola ke gawang OTP Mamuju.
Namun keunggulan tersebut tak berselang lama karena klub tuan rumah berhasil menyamakan kedudukan melalui gol yang dicetak oleh penyerangnya, Alwi. Babak pertama pun berakhir dengan kedudukan imbang 1-1.
Jibril FC Malunda Kabupaten Majene, salah satu tim finalis Andi Depu Cup 2019.
OTP 37 Mamuju, ditetapkan sebagai juara 1 bersama dengan Jibril FC Malunda.
Di babak kedua, kesebelasan kembali berusaha mengejar gol kemenangan. Lagi-lagi, Jibril FC kembali mengungguli OTP 37 Mamuju setelah salah seorang pemainnya, Udin Meong, mencetak gol dan mengubah skor menjadi 2-1.
ADVERTISEMENT
Menjelang babak kedua berakhir, sebuah pelanggaran terjadi di kotak penalti Jibril FC dan wasit memberikan penalti bagi OTP 37 Mamuju yang berhasil menyamakan kedudukan 2-2.
Sontak, keputusan wasit ini pun tidak diterima oleh official dan pendukung Jibril FC Malunda yang dianggap kontroversial. Mereka lalu masuk lapangan dan menolak pertandingan dilanjutkan. Beberapa di antaranya mendatangi meja pengawas pertandingan untuk melakukan protes.
Hingga menjelang Magrib, penonton masih membludak di lapangan hingga kemudian panitia dan pengawas pertandingan memutuskan juara 1 bersama.