Lansia yang Hidup Sebatang Kara di Mamuju Meninggal Setelah Tiba di Palopo

Konten Media Partner
9 April 2022 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Relawan mengantar Mangadung ke keluarganya di Palopo. Foto: Awal Dion/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Relawan mengantar Mangadung ke keluarganya di Palopo. Foto: Awal Dion/SulbarKini
ADVERTISEMENT
Mangadung (62), kakek yang sempat hidup sebatang kara di Mamuju dan menderita penyakit menahun meninggal dunia setelah tiba di kampung halamannya di Kabupaten Palopo, Sulawesi Selatan (Sulsel), Sabtu (9/4/2022).
ADVERTISEMENT
Mangadung mengembuskan napas terakhir hanya beberapa jam setelah dirinya berkumpul bersama keluarganya di Kelurahan Mancani, Kecamatan Tellu Wanua, Palopo.
Kabar meninggalnya Mangadung dibenarkan oleh salah satu anak kandungnya bernama Joni yang turut serta memulangkan Mangadung dari Mamuju ke Palopo pada Jumat (8/9/2022).
"Bapak sudah meninggal," kata Joni melalui pesan singkat ke SulbarKini.
Mangadung sebelumnya dipulangkan dari Mamuju menuju kampung halamannya di Palopo. Dia diantar dengan menggunakan ambulans gratis oleh para relawan dan salah seorang anaknya bernama Joni yang tinggal di Tana Toraja.
Selain itu, relawan juga sempat mengurus administrasi kependudukan dan jaminan kesehatan Mangadung serta membawanya ke RSUD Mamuju untuk mendapatkan perawatan medis.
Salah seorang relawan, Mardawati Anggraeni, menuturkan bahwa awalnya dirinya mendapat informasi tentang kondisi Mangadung dari anak pemilik rumah yang ditempati Mangadung di Desa Belang-belang, Mamuju yang minta dikabarkan ke anaknya.
ADVERTISEMENT
"Dia chat saya minta tolong diposting di media sosial supaya bisa ketemu sama anaknya," kata Mardawati, Rabu (6/4/2022).
Diketahui, tiga anak Mangadung tinggal terpisah di tempat yang berbeda, masing-masing Toraja, Palopo, dan Barru.
Mangadung merantau dari Palopo ke Mamuju sejak tahun 1972 dan sempat hidup sebatang kara di Mamuju dengan kondisi penyakit menahun yang dideritanya.