Mahasiswa Kecam Tindakan Represif Oknum Polisi di Mamuju

Konten Media Partner
19 Februari 2019 18:00 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam HMI Cabang Manakarra mengecam tindakan represif oleh oknum anggota kepolisian di Mamuju. Foto: Istimewa.
zoom-in-whitePerbesar
Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam HMI Cabang Manakarra mengecam tindakan represif oleh oknum anggota kepolisian di Mamuju. Foto: Istimewa.
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan aktivis mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Manakarra mengecam tindakan represif yang diduga dilakukan oleh oknum anggota kepolisian kepada Ketua Umum HMI Cabang Manakarra, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Mereka menggelar aksi unjuk rasa di simpang empat Jalan Ahmad Kirang Mamuju, Selasa (19/2).
Koordinator lapangan, Lukman, mengatakan kepolisian seharusnya bertugas memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat serta menegakkan hukum. Namun, faktanya polisi masih kerap melakukan tindakan represif terhadap masyarakat sipil.
"Setelah kejadian penganiayaan pada sejumlah mahasiswa di Balikpapan, hal serupa kembali terjadi di Mamuju. Ketua HMI Cabang Manakarra juga mengalami tindakan represif. Bukan hanya mahasiswa, tetapi beberapa warga Mamuju juga mengaku mengalami penganiayaan oleh oknum aparat kepolisian. Tentu, ini menjadi preseden buruk bagi institusi kepolisian," ujar Lukman.
Mereka mendesak Kapolda Sulbar untuk melakukan mutasi terhadap oknum polisi yang melakukan pemukulan terhadap warga sipil di Mamuju.
Para pengunjuk rasa juga meminta Kapolda memberikan pendidikan secara khusus kepada anggotanya agar tidak melakukan tindakan kekerasan dan tindakan yang tidak beretika yang dapat mencederai institusi kepolisian.
ADVERTISEMENT
"Kami mendesak Kapolda Sulbar untuk memberhentikan pimpinan Shabara Polda Sulbar dari jabatannya, karena dianggap tidak mampu memberikan pendidikan kepada anggotanya untuk mengedepankan upaya preventif saat melakukan pengamanan," tegas Lukman.B
Kapolda Sulbar, Brigjen Pol Baharuddin Djafar, saat menemui puluhan massa pengunjuk rasa. Foto: Istimewa
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulawesi Barat, Brigjen Pol Baharuddin Djafar, mengatakan dirinya telah melakukan tindakan terhadap oknum anggota kepolisian yang dianggap telah melanggar standar operasional prosedur (SOP).
"Kami ikut menyesalkan tindakan oknum anggota kepolisian tersebut. Terkait mutasi Bintara sudah kami tindak lanjuti, sementara untuk mutasi Dir Sabhara bukan merupakan kewenangan Polda Sulbar, namun langsung dari Mabes Polri yang menentukan. Persoalan ini juga telah kami laporkan ke Mabes Polri," ujar Baharuddin, saat menemui massa pengunjuk rasa.
Kabid Humas Polda Sulbar, AKBP Mashura, menambahkan seluruh oknum polisi yang telah melakukan tindakan di luar SOP tersebut telah ditindak dan seluruhnya telah ditahan di Rutan Direktorat Tahti Polda Sulbar.
ADVERTISEMENT
"Ada 8 orang dari Personil Sabhara dan 1 orang dari personil Brimob. Tindakan ini merupakan perintah langsung dari Kapolda bahwa seluruh personil yang melanggar SOP harus dihukum tegas. Ini membuktikan kami juga tunduk pada hukum," ucap Mashura.
Dalam tiga hari terakhir, pemukulan terhadap warga yang diduga dilakukan oknum polisi di Mamuju terjadi hampir dalam waktu yang bersamaan.
Kejadian pertama yakni pada Minggu (17/2) malam di depan Hotel Yaki Mamuju. Peristiwa kedua, yakni pemukulan terhadap anak di bawah umur berinisial A (16) yang dilakukan salah seorang oknum anggota Brimob Polda Sulbar.
Pewarta : Anhar
Editor : Sapriadi