Mentan: Petani Harus Tingkatkan Produksi Pertanian

Konten Media Partner
7 Desember 2019 18:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat melakukan penanaman jagung di Desa Sondoang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Kominfo Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, saat melakukan penanaman jagung di Desa Sondoang, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Kominfo Sulbar
ADVERTISEMENT
Kunjungan kerja Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, ditandai dengan penanaman jagung bersama warga di areal replanting kelapa sawit di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu (7/12).
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungannya tersebut Syahrul didampingi Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi, Direktur Jenderal Perkebunan Kasdi Subagyo, Kepala Balitbangtan Fadjri Jufri, Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil serta stah ahli Menteri, Bambang.
Dalam kunjungannya itu, Syahrul menantang petani di Sulbar untuk meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Produksi jagung yang tadinya hanya 5 ton per panen, bisa ditingkatkan menjadi 7 sampai 10 ton. Semua itu, kata dia, bisa dilakukan kalau dilakukan persiapan yang baik.
"Harus di atas 7 ton. Kalau di Sulsel bisa 7 sampai 9 ton, kenapa Sulbar tidak bisa. Tanah di Sulbar ini semua cocok ditanami jagung. Yang tidak boleh ditanam jagung cuma aspal, yang tidak boleh ditanam kuburan, yang lain tanam yuk," kata Syahrul.
Mentan Syahrul Yasin Limpo meminta petani di Sulbar bisa meningkatkan produktifitas lahan pertanian. Foto: Dok. Kominfo Sulbar
Menurutnya, pertanian bisa menjanjikan untuk mengubah hidup jauh lebih baik jika betul-betul serius untuk mengelola pertanian.
ADVERTISEMENT
"Tuhan sudah berikan kita tanah yang subur, kenapa kita tidak mau mengelola. Banyak kok contoh orang kaya dari hasil pertanian," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Gubernur Sulbar, Enny Anggraeni Anwar, mengatakan keberhasilan pada program pertanian telah memberikan kontribusi dalam pergerakan perekonomian di Sulawesi Barat.
Salah satu komoditas yang cukup menjanjikan di Sulbar, kata dia, yakni tanaman pisang yang saat ini sementara pengurusan sertifikasi untuk meningkatkan standarisasi mutu ekspor.
"Potensi ekspor pisang cukup besar di mana hasil produksi tahun 2018 sebesar 5.909 ton yang tesebar di enam kabupaten. Terbanyak di Kabupaten Mamuju Tengah kemudian Majene. Mudah-mudahan ekspor pisang yang direncanakan dapat berjalan dengan sukses dan lancar," kata Enny.
Penyerahan sejumlah bantuan kepada petani di Desa Sondoang, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Foto: Dok. Kominfo Sulbar
Dikatakan, Sulbar mulai tahun ini juga sudah mulai melakukan ekspor langsung ke negara tujuan seperti biji kakao ke Jepang. Crude palm oil (CPO dan kernel ke Cina serta cangkang sawit ke Jepang.
ADVERTISEMENT
"Pada komoditas cabe juga mengalami kenaikan rata-rata 19 persen per tahun, sedangkan bawang merah mengalami kenaikan rata-rata 13,2 persen per tahun sejak tahun 2015 hingga tahun 2018. Produksi padi mengalami kenaikan rata-rata 15 persen per tahun selama 4 tahun terakhir," bebernya.
Adapun permasalahan yang dihadapi dalam peningkatan produksi komoditi unggulan, lanjut Enny, yakni tingginya populasi tanaman tua serta tingginya serangan hama dan penyakit.
Selain itu rendahnya mutu, nilai tambah dan daya saing komoditi yang belum memenuhi standarisasi mutu dan keamanan pangan sesuai tuntutan konsumen, dunia usaha dan negara tujuan ekspor.
"Oleh karenanya, kami berharap kunjungan kerja Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo bisa membantu untuk meningkatkan produksi pertanian di Sulbar melalui program pertanian," ujarnya.
ADVERTISEMENT