Pekerja Reklame Kesetrum, Pingsan, Tergantung di Ketinggian 15 Meter

Konten Media Partner
14 Oktober 2019 10:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pekerja papan reklame tersengat listrik tegangan tinggi dan berhasil diselamatkan petugas. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pekerja papan reklame tersengat listrik tegangan tinggi dan berhasil diselamatkan petugas. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang pekerja pemasangan papan reklame, Budiman (32), nyaris saja meregang nyawa saat memasang papan reklame iklan rokok di Jalan HA Depu, depan SPBU Lantora, Kelurahan Pekkabata, Kecamatan Polewali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, Minggu sore (13/10).
ADVERTISEMENT
Budiman sempat tersengat listrik tegangan tinggi milik PLN yang sempat membuatnya pingsan pada ketinggian 15 meter. Beruntung, saat tersetrum listrik, korban tidak terjatuh ke bawah. Posisi korban menempel di papan reklame.
Petugas pemadam kebakaran (Damkar) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Polman langsung bergerak cepat mengevakuasi warga asal Kabupaten Majene itu dan menurunkan korban yang sudah lemas dari papan reklame.
"Korban kesetrum listrik tegangan tinggi saat berusaha mengganti papan reklame iklan rokok yang berada tepat di samping jalur kabel listrik milik PLN. Korban tidak sengaja menyentuh kabel dan membuatnya sempat pingsan serta mengalami luka bakar di setengah bagian tubuhnya," kata Pelaksana Harian Ketua BPBD Polman, Arifin Hania, melalui keterangan tertulisnya.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, korban sempat dua jam tergantung di papan reklame. Upaya evakuasi oleh BPBD dan Damkar Polman berlangsung lama karena tubuh korban sudah lemas dan tidak dapat digerakkan.
"Korban akhirnya berhasil dievakuasi oleh petugas dengan menggunakan tali. Korban mengalami luka bakar serius, dan langsung dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan," tambahnya.
Proses evakuasi korban yang kesetrum listrik di papan reklame ini sempat membuat kemacetan di ruas Jalan Trans Sulawesi karena banyaknya pengendara yang memilih berhenti untuk menyaksikan proses evakuasi korban.
(Sapriadi)