Pengembangan Pariwisata di Sulbar Butuh Dukungan Infrastruktur yang Memadai

Konten Media Partner
24 Desember 2020 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Idris, saat menerima kunjungan Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Rabu malam (23/12). Foto: Dok. Kominfo Sulbar
zoom-in-whitePerbesar
Sekretaris Provinsi Sulawesi Barat, Muhammad Idris, saat menerima kunjungan Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Rabu malam (23/12). Foto: Dok. Kominfo Sulbar
ADVERTISEMENT
MAMUJU - Sulawesi Barat memiliki sejumlah potensi pariwisata yang menarik, mulai dari destinasi wisata bahari, wisata alam, budaya, dan kuliner. Hanya saja, pengembangan pariwisata di daerah ini belum menjadi leading sector mengingat sejumlah kendala yang dihadapi.
ADVERTISEMENT
Sekretaris Provinsi Sulbar, Muhammad Idris, menyatakan salah satu kendala yang dihadapi dalam pengembangan pariwisata di daerah itu yakni adanya kesenjangan infrastruktur.
"Sulbar adalah daerah baru dan problem yang kita rasakan ini di sektor pariwisata yang belum terlalu leading. Kalau kita sebutkan leading adalah jumlah destinasi, jumlah kunjungan," kata Idris, saat menerima kunjungan Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Rabu malam (23/12).
Menurut dia, Pemprov Sulawesi Barat telah menetapkan Mamasa sebagai pusat pengembangan wisata dan destinasi wisata di Sulbar.
"Mamasa ini belum terlalu berkembang karena berbagai faktor. Untuk itu, kami sekarang mencoba mengatasi kesenjangan infrastruktur sebagaimana aksesbilitas kemudian sportivitas. Kita ini masih butuh dukungan yang besar," tambah Idris.
ADVERTISEMENT
Hal sama diungkapkan Ketua DPRD Sulawesi Barat, Sitti Suraidah Suhardi. Menurut dia, potensi wisata yang ada di Sulbar tidak kalah menarik dengan daerah lain, seperti potensi wisata bahari, budaya, dan kuliner.
Hanya saja, sebut Suraidah, pengembangan pariwisata di daerah ini terkendala infrastruktur menuju ke tempat wisata.
"Termasuk infrastruktur, karena kalau kita mau ke sana (tempat wisata) jalanannya tidak bagus, ini juga menjadi perhatian, dan regulasi juga dipermudah sehingga bisa mengundang investor," ujarnya.
Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Wawan Gunawan, saat berkunjung ke Mamuju. Foto: Awal Dion/sulbarkini
Sementara itu, Direktur Pengembangan Destinasi Regional II Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenparekraf, Wawan Gunawan, mengaku tertarik dengan sejumlah tempat wisata di daerah ini.
"Tadi tim kami bersama rombongan mengunjungi destinasi Karampuang, bagaimana di situ spot-spot destinasinya, sport tourism dan diving-nya luar biasa, itu bisa kelas internasional. Tinggal bagaimana menghubungkan dan mengkomunikasikan, wajib didukung pemerintahan pusat dan pemerintah provinsi ini, kami mensinergikan itu," kata Wawan usai melakukan diskusi ekonomi kreatif di salah satu warkop di Mamuju, Rabu malam (23/12).
ADVERTISEMENT
Hal lain yang menjadi perhatian Wawan yakni pengembangan ekonomi kreatif di sekitar tempat-tempat wisata.
"Tentunya bagaimana informasi itu bisa sampai ke wisatawan, jangan sekadar begitu adanya. Tetapi bagaimana kita berpikir agar bisa berkembang dengan melakukan terobosan dan pola baru serta menjadikan destinasi wisata salah satu unggulan di Sulawesi Barat," ujarnya.
Kepala Dinas Pariwisata Sulawesi Barat, Farid Wajdi, menambahkan agenda kunjungan kerja Direktur Pengembangan Destinasi Regional II yang meliputi Sulawesi dan Kalimantan merupakan yang pertama kalinya di Sulbar.
Dia berharap, adanya pendampingan dan mensinkronkan program kerja mereka di pusat dengan yang ada di Sulbar terkait hal pengembangan destinasi dan peningkatan ekonomi kreatif.
"Ini perlu kita sinkronkan dan sejalan dengan program mereka untuk programnya di Sulbar, itu sebenarnya yang ingin dibicarakan," ucapnya.
ADVERTISEMENT
Farid menilai, pengembangan destinasi di enam kabupaten di Sulbar memiliki prospek menjanjikan, apalagi persiapan wilayah Kalimantan Timur yang menjadi lokasi ibu kota baru RI dan lokasi yang dekat dengan Sulbar.
"Karena pikiran saya, kalau mereka sesak di ibu kota, mereka akan lari ke Sulbar untuk berwisata. Oleh karena itu, diperlukan bagaimana mengelola manejemen pariwisata yang ada di Pulau Balabalakang," pungkasnya.