Puluhan Tahun Hidup Beralaskan Tanah, Indo Kawa Kini Huni Rumah yang Layak

Konten Media Partner
31 Mei 2020 19:20 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Indo Kawa, yang tinggal seorang diri di kebun kini tinggal di rumah yang layak. Foto: Frendy/sulbarkini
zoom-in-whitePerbesar
Indo Kawa, yang tinggal seorang diri di kebun kini tinggal di rumah yang layak. Foto: Frendy/sulbarkini
ADVERTISEMENT
Ma'atan (60) atau lebih dikenal dengan nama Indo Kawa, warga Dusun Salubenang, Desa Banea, Kecamatan Sumarorong, Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, kini bisa menempati rumah yang layak.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya, Indo Kawa sudah berpuluh tahun hidup seorang diri di sebuah kebun dengan gubuk seadanya berukuran 2x1 meter yang beratapkan terpal bekas dan dedaunan serta beralaskan tanah.
Koordinator Komunitas PKH Peduli, Methi Manggoli, mengatakan sudah sekitar satu minggu Indo Kawa menempati rumah barunya yang lebih layak. Rumah tersebut dibangun oleh Komunitas PKH Peduli melalui penggalangan dana dan donasi dari para donatur.
Rumah berukuran 5x3 meter itu juga dilengkapi dengan fasilitas seperti listrik, kamar mandi, dapur, hingga kamar tidur. Selain itu, Komunitas PKH Peduli juga menyalurkan bahan makanan untuk Indo Kawa.
"Syukur, sekarang dia sudah tinggal di tempat yang layak. Rumah yang baru saja kami bangunkan untuk Indo Kawa tak jauh dari lokasi yang menjadi tempat tinggalnya pertama kali kami temukan. Kami juga mengucapkan terima kasih untuk semua donatur yang telah membantu kami dalam misi kemanusiaan untuk Indo Kawa, baik donatur secara lembaga maupun perorangan," kata Meli, Minggu (31/5).
Rumah untuk Indo Kawa dibangun oleh Komunitas PKH Peduli melalui penggalangan dana dan donasi dari para donatur. Foto: Frendy/sulbarkini
Komunitas PKH Peduli Mamasa di rumah baru Indo Kawa. Foto: Frendy/sulbarkini
Sebelumnya, Indo Kawa memilih tinggal di sebuah kebun milik warga yang tak jauh dari permukiman. Bukannya tidak ada yang peduli dengan kehidupannya, ia mengaku tak ingin membebani keluarganya.
ADVERTISEMENT
Untuk makan sehari-hari, Indo Kawa hanya menunggu uluran tangan dari para tetangganya. Sering pula hanya makan sayur ketika kehabisan makanan.
"Saya sudah lama tinggal di sini sendiri. Kalau hujan, atap sering dilalui air sehingga sering basah," kata Indo Kawa dalam bahasa Mamasa saat ditemui di gubuknya, Selasa siang (19/5).