Rentetan Gempa Swarm Getarkan Mamasa, BPBD Imbau Warga Tidak Panik

Konten Media Partner
22 Juli 2021 14:30 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebaran pusat gempa yang terjadi di Mamasa selama periode 5-21 Juli 2021. Foto: Dok. Daryono/BMKG
zoom-in-whitePerbesar
Sebaran pusat gempa yang terjadi di Mamasa selama periode 5-21 Juli 2021. Foto: Dok. Daryono/BMKG
ADVERTISEMENT
Gempa bumi tektonik berkekuatan 5,2 magnitudo mengguncang wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat (Sulbar), Kamis (22/7/2021) dini hari. Data BMKG, gempa yang terjadi pukul 01.44 WITA ini berpusat di darat atau 12 kilometer tenggara Mamasa dengan kedalaman 10 kilometer.
ADVERTISEMENT
Getaran gempa ini terasa cukup kuat di Mamuju, Majene, Polewali Mandar (Polman), hingga Palopo dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan dan membuat sejumlah warga yang sementara terlelap terbangun, dan sebagian keluar rumah.
Hasil monitoring BMKG, gempa berkekuatan 5,2 magnitudo tersebut merupakan rentetan gempa swarm yang terjadi di Mamasa dalam beberapa hari terakhir yang dipicu aktivitas Sesar Saddang.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Daryono, menyebutkan gempa swarm merupakan rentetan aktivitas gempa dalam jumlah banyak dengan magnitudo yang relatif kecil dan bergerombol membentuk klaster dalam ruang dan waktu, tanpa ada gempa utama yang paling menonjol dengan magnitudo paling besar.
"Hasil monitoring BMKG menunjukkan sejak pukul 00.44 WIB pagi dini hari tadi hingga pukul 07.49 WIB, telah terjadi 46 kali aktivitas gempa swarm lanjutan dengan magnitudo terbesar 4,4 dan dan terkecil 2,5 magnitudo," jelas Daryono, Kamis (22/7/2021).
Tiga tipe gempa menurut Kiyoo Mogi 1929. Foto: Dok. Daryono/BMKG
Menurut dia, meningkatnya aktivitas gempa swarm di Mamasa ini sudah termonitor oleh BMKG sejak awal Juli 2021. Sejak 5 Juli 2021 hingga 21 Juli 2021 BMKG sudah mencatat adanya aktivitas gempa swarm sebanyak 33 kali gempa.
ADVERTISEMENT
Daryono menuturkan, wilayah Mamasa sebelumnya pernah diguncang gempa swarm sejak tanggal 3 November 2018 hingga akhir Desember 2018.
"Saat itu BMKG mencatat aktivitas gempa swarm yang terjadi di Mamasa lebih dari 965 kali dengan gempa dirasakan terjadi sebanyak 290 kali," ujarnya.
Kepala BPBD Mamasa, Labora Tandipuang, mengatakan pihaknya belum menerima laporan kerusakan bangunan akibat gempa berkekuatan 5,2 magnitudo tersebut. Dia meminta warga tetap waspada, namun tidak panik secara berlebihan.
"Siang ini gempa susulan masih terjadi, sehingga kami dari pihak BPBD menghimbau warga agar tidak panik berlebihan namun tetap waspada dan menghindari bangunan tinggi dan tebing jika terjadi gempa," tandasnya.