Rumah Rusak dan Trauma Gempa, 10.842 Warga Majene Bertahan di Tenda Pengungsian

Konten Media Partner
20 Februari 2021 14:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Lokasi pengungsian di Bukit Tinggi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Foto: Awal Dion/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Lokasi pengungsian di Bukit Tinggi, Kecamatan Malunda, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Foto: Awal Dion/SulbarKini
ADVERTISEMENT
Sebanyak 10.842 warga Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, yang terdampak gempa memilih bertahan di tenda pengungsian. Mereka merupakan warga yang masih trauma untuk kembali ke rumah serta kehilangan tempat tinggal karena rumahnya rusak berat imbas gempa 6,2 magnitudo.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Kabupaten Majene, Sirajuddin, mengatakan warga yang bertahan di pengungsian hingga saat ini masih tetap membutuhkan bantuan logistik, termasuk tenda dan terpal untuk digunakan di lokasi pengungsian.
Sirajuddin menambahkan, pengungsi korban gempa di Majene sebelum mencapai 20 ribu orang. Sebagian sudah kembali ke rumah dan memasang tenda di halaman rumahnya.
"Sebagian sudah balik ke rumah mereka, namun tetap memasang tenda di halaman rumah karena masih trauma berada di dalam rumah," kata Sirajuddin, Sabtu (20/2/2021).
Data pengungsi korban gempa di Majene. Foto: Grafis Posko Transisi Gempa Sulbar
Menurut dia, Pemkab Majene hingga saat ini masih terus melakukan pemenuhan kebutuhan logistik. Untuk perbaikan terhadap bangunan fasilitas umum dan rumah yang rusak, datanya sudah diusulkan ke pemerintah pusat untuk diperbaiki.
"Kalau untuk penanganan sendiri sudah masuk masa transisi, yang menangani adalah Satgas penanganan transisi yang di dalamnya banyak OPD. Terhadap bangunan yang rusak, datanya sudah kami usulkan ke pemerintah pusat untuk dilakukan perbaikan," tutupnya.
ADVERTISEMENT