Sebulan Usai Gempa 6,2 M, 38.578 Warga Mamuju Masih Bertahan di Pengungsian

Konten Media Partner
13 Februari 2021 20:52 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga mengungsi di sekitar Stadion Manakarra Mamuju. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Warga mengungsi di sekitar Stadion Manakarra Mamuju. Foto: Adi Pallawalino/SulbarKini
ADVERTISEMENT
MAMUJU - Sebulan usai gempa 6,2 magnitudo, sejumlah warga Mamuju masih bertahan di pengungsian. Data Kodim 1418 Mamuju tercatat sebanyak 38.578 warga di Mamuju masih memilih tinggal di tenda-tenda pengungsian yang tersebar di enam kecamatan, yakni Kecamatan Mamuju, Tapalang, Tapalang Barat, Simboro, Papalang, dan Kalukku.
ADVERTISEMENT
Adapun kecamatan dengan jumlah pengungsi terbanyak yaitu Simboro sebanyak 15.967 orang pengungsi, Tapalang Barat 9.221 orang, Tapalang 5.989 orang, Mamuju 5.371 orang, dan Papalang 96 orang.
Menanggapi kondisi Sulbar pascagempa 6,2 magnitudo, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebutkan saat ini Sulbar memasuki kondisi tektonik segera stabil. Hal itu berdasarkan data telah terjadi 50 kali gempa susulan dengan 12 kali aktivitas gempa yang dirasakan sejak gempa 6,2 magnitudo.
"Kondisi ini dihasilkan dengan memahami bahwa gempa Majene dan Mamuju memiliki produktivitas gempa susulan yang sangat rendah dan didukung perhitungan estimasi peluruhan gempa yang terus meluruh. Selain itu gempa susulan di Sulbar tidak bersifat destruktif seperti yang pernah terjadi di Palu, Lombok, dan Ambon," papar Daryono.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, warga yang rumahnya aman dan struktur tidak rusak bisa kembai ke rumah. Bagi yang rumahnya rusak dan berisiko, bisa memilih tetap bertahan di pengungsian.
"Tapi sekali lagi kami kami tak punya kewenangan untuk menyarankan pengungsi pulang ke rumah. Soal ini diserahkan sepenuhnya atau melalui izin BPBD," kata Daryono.
Ia menambahkan, BMKG juga telah melakukan survei respons tanah pada 16 Januari lalu. Selama sepekan, tim BMKG melakukan survei di wilayah Mamuju dan Majene yang menghasilkan klasifikasi atau zona tanah lunak, sedang, dan keras.
"Khusus untuk tanah keras akan sangat aman sebab dapat menahan atau bahkan meredam getaran. Kami siap memaparkan hasil survei, peta penjelasannya. Ini penting untuk perencanaan pembangunan dan penataan ruang, tapi harus didahului oleh surat pemintaan Pemprov atau Pemkab ke BMKG," jelas dia.
ADVERTISEMENT
Kadis Kominfo Sulbar, Safaruddin Sanusi, mengataka masyarakat tetap diminta waspada. Bagi pengungsi yang rumahnya masih dapat dihuni dan memutuskan kembali ke rumah, diharapkan jangan lengah. Jika dianggap berisiko, aktivitas dan tidur untuk sementara sebaiknya dilakukan dibawa tenda yang didirikan di sekitar rumah masing masing.
"Warga yang kembali ke rumah juga dapat mencegah meluasnya penyebaran COVID-19. Dengan beraktivitas di rumah, akan semakin memperkecil kontak dengan warga lain, kerumunan yang sering terjadi di titik pengungsian dapat terhindari," tandasnya. (adv)