Selain COVID-19, Mamuju Waspada Penyakit Demam Berdarah

Konten Media Partner
2 Juli 2021 18:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju melakukan fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah. Foto: Awal Dion/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju melakukan fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah. Foto: Awal Dion/SulbarKini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Selain penularan virus corona yang menyebabkan COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, juga meminta masyarakat untuk mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang diakibatkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pencgahan Penyakit Dinas Kesehatan Mamuju, Alamsyah Thamrin, menyebutkan sepanjang Januari hingga Juni terdapat 32 kasus DBD di daerah ini, khususnya di Kecamatan Mamuju dan Simboro.
Para pasien tersebut dirawat di sejumlah rumah sakit, seperti RSUD Mamuju, RS Regional, dan RS Bhayangkara Polda Sulbar yang merupakan rujukan dari Puskesmas Binanga dan Puskesmas Rangas.
"Hingga bulan Juni ini ada peningkatan kasus sekitar 32 orang bila dibandingkan tahun kemarin hanya 22 orang," kata Alamsyah, Jumat (2/7/2021).
Menurut dia, penyebaran DBD diakibatkan perubahan cuaca yang merupakan peralihan dari musim kemarau dan musim penghujan. Selain itu, juga terdapat banyak saluran atau genangan air yang menjadi tempat bersarang dan bertelurnya nyamuk Aedes aegypti.
"Untuk mencegah penyebaran DBD, kami gencar melakukan fogging atau penyemprotan nyamuk di sejumlah area, utamanya di dua kecamatan tersebut (Mamuju dan Simboro). Peran serta masyarakat juga kami harapkan, karena tanpa peran serta mereka penanganan DBD, khususnya di dua kecamatan ini akan terus bertambah," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Dikatakan, gejala penderita DBD ditandai seperti demam, suhu tubuh tinggi, dan timbul bercak-bercak merah di tubuh. Alamsyah meminta warga yang merasakan gejala tersebut segera ke puskemas atau rumah sakit.
"Ketika ditemukan kasus seperti itu segera dirujuk ke rumah sakit karena yang menentukan hasil positif atau tidaknya itu kasus melalui pemeriksaan di laboratorium," jelasnya.
Alamsyah juga mengimbau warga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan sekitar serta membersihkan tempat penampungan air paling kurang dua kali dalam sebulan.
"Di Puskesmas telah disediakan abate secara gratis, jadi kalau ada warga yang ingin mengambil silakan ke Puskesmas," ucapnya.
Sementara itu, dokter di RSUD Mamuju, Jumakil Syam, mengatakan khusus April hingga Juni 2021 sebanyak 14 pasien DBD yang dirawat di RSUD Mamuju. Mereka berasal dari Kecamatan Mamuju dan Simboro.
ADVERTISEMENT
"Bulan enam kurang lebih hampir 10 orang, ada kecenderungan peningkatan kasus DBD," tuturnya.