Sulbar Kini Salurkan Bantuan Tugu Malang untuk Anak Penderita Hidrosefalus
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Sedikitnya 106 warga meninggal dunia, ratusan luka-luka, serta ribuan orang mengungsi karena rumah mereka rusak imbas gempa yang berpusat di Malunda, Kabupaten Majene.
Kondisi itu mendorong sejumlah pihak untuk menyalurkan donasi bagi warga yang terdampak gempa. Salah satunya, media online Tugu Malang ID yang bekerja sama dengan Sulbar Kini - keduanya merupakan partner resmi kumparan - serta relawan Sahabat Madani Sulbar untuk menyalurkan bantuan bagi korban gempa.
Donasi yang terkumpul sebesar Rp 3,9 juta kemudian dibelanjakan berbagai kebutuhan pokok seperti beras, mi instan, teh, kopi, obat-obatan, kebutuhan bayi, hingga tenda untuk disalurkan ke warga yang terdampak gempa di Mamuju.
Salah satu penerima bantuan, Sajrah (26), ibu dari Rahma Safira, anak perempuan berusia lima tahun yang menderita hidrosefalus yang tinggal di Simboro, Mamuju.
ADVERTISEMENT
"Terima kasih Pak atas bantuannya," kata Sajrah kepada Sulbar Kini saat ditemui di kosnya, Sabtu (13/2).
Sajrah mengisahkan, dirinya tidak pernah menyangka anaknya mengidap hidrosefalus. Saat masih dalam kandungan, Sajrah mengaku rajin memeriksakan kehamilannya dan tidak merasakan gejala kelainan.
"Nanti setelah lahir di usia tiga bulan baru rewel. Setelah diperiksa di rumah sakit, dokter menyarankan membawanya berobat di RS Wahidin Makassar karena ada gejala hidrosefalus," ujarnya.
Menurut Sajrah, putrinya tersebut sudah tiga kali menjalani operasi di Makassar. Dia cukup terbantu dengan adanya Kartu Indonesia Sehat (KIS) dari pemerintah sehingga ada keringanan biaya dari rumah sakit saat operasi.
"Sudah tiga kali dioperasi di Makassar," ucapnya.
Saat gempa terjadi, Sajrah bahkan sempat membawanya putrinya itu ke tenda pengungsian. Kini, ia bersama suaminya, Faisal (24) tinggal di salah satu rumah kos di Mamuju. Sehari-hari, suami Sajrah bekerja di salah satu pergudangan di Mamuju.
ADVERTISEMENT
"Tidak bisa ditinggal, apalagi Rahma ini sering kejang-kejang," kata Sajrah.
Dia menambahkan, hingga saat ini dirinya belum pernah menerima bantuan dari pemerintah setempat, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan lainnya.
"Yang datang berikan bantuan hanya dari relawan," pungkasnya.