Warga Pedongga Protes Lahan Miliknya Diserobot Perusahaan Kelapa Sawit

Konten Media Partner
15 Februari 2020 17:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga melakukan aksi protes berkaitan konflik lahan dengan PT Mamuang. Foto: Awal Dion/sulbarkini
zoom-in-whitePerbesar
Warga melakukan aksi protes berkaitan konflik lahan dengan PT Mamuang. Foto: Awal Dion/sulbarkini
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Puluhan warga melakukan aksi protes sambil menduduki lahan kelapa sawit miliknya yang diduga diserobot oleh perusahaan kelapa sawit, PT Mamuang, di Desa Martasari, Kecamatan Pedongga, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat, Sabtu (15/2).
ADVERTISEMENT
Aksi tersebut sebagai tindak lanjut penyelesaian konflik lahan dan sengketa pertanahan antara kelompok pemberdayaan masyarakat (KPM) Mamuju Utara dengan PT Mamuang yang tertuang dalam nomor 17.03/50-76.600/I/2020.
Lahan seluas 8.105 hektare itu telah ditanami kelapa sawit oleh pihak perusahaan. Massa menggelar aksi sambil menulis tanah ini milik masyarakat.
I Nenga Lodra, salah seorang warga, mengatakan mereka menolak hasil pengukuran yang dilakukan oleh PT Mamuang.
Warga meminta untuk dilakukan pengukuran ulang serta menolak segala bentuk upaya penyelesaian sengketa tanpa melalui proses pemeriksaan materi pokok perkara oleh lembaga peradilan yang telah berkekuatan hukum tetap, tanpa adanya putusan pengadilan yang memerintahkan untuk dilakukan pengukuran ulang terhadap Hak Guna Usaha (HGU).
Dikatakan, pada tahun 2003 silam Nga Lodra mengaku dipaksa menandatangani kertas kosong oleh pihak perusahaan melalui oknum aparat keamanan.
ADVERTISEMENT
"Saya menuntut hak saya dikembalikan yang telah dirampas," kata I Nenga.
Rusdin, warga lainnya, berharap pihak perusahaan untuk mengembalikan lahan miliknya yang telah diserobot.
"Saya sudah 15 tahun menderita karena lahan saya sudah dirampas," ujarnya.
Massa tak lama menduduki lahan kelapa sawit dan membubarkan diri secara tertib.
Saat wartawan Sulbar Kini berusaha mengkonfirmasi hal tersebut dengan pihak pimpinan PT Mamuang, namun tak ada di tempat. Hal itu diungkapkan oleh security, Andi Arif dan Muh Haeril.