Waspada Demam Berdarah, Dinas Kesehatan Mamuju Lakukan Fogging

Konten Media Partner
21 Juni 2021 17:38 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju melakukan fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah. Foto: Awal Dion/SulbarKini
zoom-in-whitePerbesar
Petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Mamuju melakukan fogging untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti yang menyebabkan demam berdarah. Foto: Awal Dion/SulbarKini
ADVERTISEMENT
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat, gencar melakukan fogging atau pengasapan di sejumlah wilayah dalam Kota Mamuju untuk menekan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti.
ADVERTISEMENT
Kepala Bidang Pencegahan Penyakit Kantor Dinas Kesehatan Mamuju, Alamsyah, mengatakan fogging dilakukan karena adanya penambahan kasus DBD di Kabupaten Mamuju dari Januari hingga Juni sebanyak 11 kasus DBD.
"Kami menerima laporan di Kabupaten Mamuju sudah ada 11 orang positif DBD mulai Januari hingga Juni 2021," kata Alamsyah, Senin (21/6/2021).
Menurutnya, fogging dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran nyamuk Aedes aegypti di areal yang rentan DBD, yakni Kecamatan Mamuju dan Simboro.
"Yang dominan ini dua kecamatan, yakni Kecamatan Mamuju dan Simboro. Ini merupakan langganan DBD tiap tahun penyumbang DBD terbesar di Kabupaten Mamuju," ucap dia.
Alamsyah berharap kesadaran masyarakat dengan tetap menerapkan 3 M yakni, rutin menguras bak penampungan air minimal dua kali dalam sebulan, menutup bak penampungan air agar tidak ditempati nyamuk bersarang dan bertelur, serta mengubur botol atau kaleng bekas.
ADVERTISEMENT
"Tujuannya untuk menhindari indung telur nyamuk Aedes aegypti karena tanpa ada kesadaran tentunya kita tidak bisa berbuat apa-apa," lanjut Alamsyah.
Dia menyebutkan, untuk tahun 2020 jumlah kasus DBD di Kabupaten Mamuju sebanyak 20 orang.
"Tahun lalu ada 20 kasus, kita mengharapkan tahun ini tidak melebihi dari 20 kasus," pungkasnya.