Koran Menyurut, Kartunis Tak Henti Berinovasi

Sulistyawan Ds
Jurnalis Teras Malioboro News
Konten dari Pengguna
4 Maret 2018 6:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sulistyawan Ds tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Koran Menyurut, Kartunis Tak Henti Berinovasi
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
Menyurutnya bisnis media cetak, secara tidak langsung berdampak pada profesi kartunis. Gambar kartun yang menghias halaman perlahan-lahan terpinggirkan karena sejumlah media cetak beralih format menjadi media digital. Sebagai upaya agar karya kartun tetap dikenal publik, Paguyuban Kartunis Yogyakarta (PAKYO ) menggelar kegiatan Stand Up Cartoon bertajuk " Kartunistimewa ". Yang menarik, pameran ini tidak berlangsung di gedung pameran tetapi diselenggarakan di pusat perbelanjaan Galleria Mall Yogyakarta pada 13 Maret hingga 2 April 2018.
ADVERTISEMENT
Ketua Panitia Agus Jumianto menjelaskan bahwa pemilihan pusat perbelanjaan sebagai ruang unjuk karya, dimaksudkan agar seni kartun tidak lagi menjadi karya ekslusif tetapi dapat menjadi karya seni yang dapat dinikmati oleh berbagai lapisan masyarakat, sehingga pameran ini diharapkan dapat meningkatkan daya apreasiasi masyarakat terhadap seni kartun.
" Selama ini kartun tidak banyak dikenal karena karya ini hanya dapat dijumpai di media cetak. Melalui pameran ini kita harapan kaya seni ini dapat lebih dikenal masyarakat, " ujar Agus Minggu (4/3/2018). Ditambahkan Agus, dalam pameran ini para kartunis menampilkan karya yang beragam. Selain karya dalam bentuk kartun dua dimensi, dalam pameran ini sejumlah kartunis juga memamerkan kartun-kartun dalam bentuk karya instalasi. Hal tersebut merupakan gambaran bahwa meski bisnis media cetak semakin surut , namun para kartunis tetap tak berhenti untuk terus berinovasi dengan melahirkan karya-karya kekinian.
ADVERTISEMENT
Hal ini sekaligus merubah maindset kartunis, bahwa kartun tak lagi identik dengan media cetak. Sudah saatnya kartun menciptakan media-media baru yang makin merangsang daya pikat penikmatnya, karena sebagai paguyuban tertua di Indonesia (1979), PAKYO memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mencerdaskan bangsa melalui bahasa kartun. (*) Penulis : Sulistyawan Ds