3 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi Saat Bekerja di Perusahaan Startup

Sulkifli
Alumni Mahasiswa Univesitas Hasanuddin. Suka makan kepala Ikan
Konten dari Pengguna
14 November 2023 14:01 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Sulkifli tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
3 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi Saat Bekerja di Perusahaan Startup (Pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
3 Hal yang Perlu Kamu Antisipasi Saat Bekerja di Perusahaan Startup (Pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Bekerja di startup (perusahaan rintisan) saat ini masih menjadi primadona. Terutama sejak generasi millenial menuntut suasana kerja lebih terbuka atau fleksibel. Selain itu bekerja di mana saja atau yang biasa kita sebut work from anywhere (WFA) menjadi salah satu faktor yang selalu dibanggakan anak muda.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya saya ingin menyampaikan bahwa startup memiliki beberapa level berdasarkan nilai valuasinya. Level tanggung nilai valuasinya masih di bawah US$ 1 miliar sebab perusahaan ini baru mulai merangkak. Mulai dari management, struktur organisasi dan bisnis semua masih dalam proses pengembangan. Kemudian perusahaan yang memiliki nilai valuasi US$ 1 miliar atau Rp 14,1 triliunan baru masuk ke level rendah biasa kita sebut unicorn.
Kemudian ketika startup unicorn mengalami perkembangan yang pesat hingga mampu menembus valuasi menjadi US$ 10 miliar, sudah naik ke level sedang namanya Decacorn. Startup tersebut di antaranya Pinterest, Snapchat, Uber, Xiaomi dan perusahaan penerbangan luar angkasa milik Elon Musk, SpaceX, dan Grab. Dan tahukah kamu level tertingginya bernama Hectocorn dengan nilai valuasi tembus US$ 100 miliar atau Rp 1.410 triliunan. Mereka adalah Facebook, Google, Microsoft, hingga Apple.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia rata-rata perusahaan rintisan masih berada di level tanggung. Tapi beberapa di antaranya sudah masuk ke level Unicorn seperti eFishery, Traveloka, Gojek, Tokopedia, dan BukaLapak. Nah, kebetulan perusahaan tempat saya bekerja sudah berada di level Unicorn dan saya ingin berbagi secuil pengalaman bekerja di startup tanggung dan Unicorn. Selain karena indah berbagi itu adalah sedekah.
Dari pengalaman saya mungkin kalian bisa belajar mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga terjadi di dalam struktur dan management yang dapat membuat kamu gila dan makan-makan pasir.

Menguasai Istilah Startup

Sebelum melamar, minimal anda menguasai beberapa istilah yang selalu di gunakan oleh para karyawannya seperti achivement. Istilah ini merupakan pencapaian produk inovatif sebuah Perusahaan yang di breakdown ke pencapaian teman-teman marketing.
ADVERTISEMENT
Kemudian GMV Gross merchandise value. GMV ini adalah metrik untuk mengukur nilai total barang yang terjual, tolak ukur ini hanya di gunakan oleh Startup yang jenisnya E-Commerce. Kemudian setelah menerima tanda tangan kontrak (offering letter) dan melakukan on boarding, anda harus bersiap untuk ditempatkan di mana pun. Kadang area kerja berbeda dengan yang telah anda tandatangani di kontrak kerja.
Jadi WFA yang kalian pahami itu bukan berarti anda bisa bekerja di mana saja sampai ke kutub utara, tetapi memberikan batasan area di mana anda bisa bekerja di mana saja, haha!

Persiapkan Mental Bajamu

Persiapkan mental bajamu. Startup nanggung sistemnya cenderung belum stabil. Pola bisnis dan struktur organisasinya semua berubah sangat cepat. Perubahannya seperti cahaya. Hal ini berkaitan dengan keberlangsungan hidup perusahaan, dari segi keamanan dan kestabilan pekerjaan bisa dikatakan minim bahkan tidak ada sebenernya. Jobdesc-nya bisa berubah tiap quarter, performance indikator juga tidak jelas.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang baru, Anda mungkin tidak akan bisa mengikutinya. Misalnya tidak akan khatam learning bisnis yang diterapkan setiap kuartal. Apalagi jika Anda berada di posisi sales, tim babat alasnya startup nanggung. Selalu, data lapangan atau pencapaian bulanan tidak sesuai dengan target yang diberikan oleh bos manager. Tiba-tiba target turun dari langit aja gitu.
Adik tingkat saya di kampus sebut saja namanya Hasan, kebetulan masuk dua tahun lebih awal. Setiap malam muntah-muntah, aku kira asam lambung ternyata memuntahkan target karena tidak achiv bulan sebelumnya. Dia out tanpa pesangon, kasihan.
Kemudian sebagai karyawan tetap, karena tidak bisa di pecat. Kamu tidak akan di buat nyaman dengan berbagai model audit dan beban kerja yang menumpuk puluhan kilogram di pundakmu. Biasanya Perusahaan akan membuat skema Parking Lot memarkir karyawan yang tidak achiv dan self improvement-nya kurang. Dengan begitu kamu akan resign dengan sendirinya. Cara terhalus untuk tidak menerima pesangon.
ADVERTISEMENT
Kemudian mengenai perubahan struktur. Rekan kerja saya pada saat awal masuk berada di grade job level II lalu tiba-tiba turun ke grade level 1 A tanpa aba-aba, setelah dikonfirmasi katanya ada penyesuaian yang faktornya masih tidak jelas. Sejak mulai sekolah di tingkat TK, SD dan seterusnya yang sifatnya kompetitif, saya tidak pernah menemukan ada teman yang turun kelas, yang ada yah tinggal kelas. Ada juga yang sekalian dia pindah naik (pindah ke sekolah lain untuk naik kelas)
Menurut pengamatan saya hal ini mungkin terjadi ketika Perusahaan Startup nanggung akan naik ke level Unicorn mereka akan melakukan perampingan struktur dan efisiensi pengeluaran termasuk menurunkan gajimu. Meskipun performa pekerjaanmu baik Kamu akan tereliminasi. Jika seperti ini antisipasinya adalah cukup diam saja. Haha.
ADVERTISEMENT

Memahami Gerbong Politik

Pahami gerbong politik yang ada di dalam perusahaan. Istilah gerbong ini adalah garis politik dan sekumpulan karyawan yang memiliki visi yang sama atau latar pekerjaan yang sama, mirip dalam kompetisi pemilu. Bedanya tidak ada partai politik tetapi karyawan yang berlatar belakang dari startup lain.
Biasanya posisi lead akan di isi oleh Lead atau Manager dari startup Z misalnya. Nah, Manager itu kemudian akan membawa orangnya untuk menempati posisi strategis yang bisa dia tertibkan. Seperti ini lah gerbong tercipta di startup. Ada gerbong Y, W dan Z.
Antisipasi hal ini dengan memperbanyak relasi lintas divisi dan posisi. Sebagaimana kita ketahui di startup untuk kasus tertentu, hubungan kamu dan manager bisa langsung konek, bahkan sampai bisa kayak teman sendiri. Nah, anda bisa melakukan manuver meraup informasi dan pengalaman serta ilmunya. Kemudian tunjukkan self improvement mu agar anda bisa bergabung ke dalam gerbong.
ADVERTISEMENT
Jika kamu tidak memiliki gerbong politik atau setidaknya gerobak sampai ke level head dan hanya mengandalkan statusmu sebagai karyawan yang penting pekerjaan selesai dengan performa bagus dan terima gaji. Kamu akan jadi pengangguran. Dan sekali lagi tanpa pesangon.
Jadi, bekerja di startup itu jika kamu bukan dari bagian gerbong, cukup kejar pengalaman dan cuannya saja. Setelah dua sampai tiga tahun, out dan loncat ke kolam lain.