Lorong Sunyi
Konten dari Pengguna
31 Oktober 2017 12:01 WIB
Tulisan dari Sulung Landung tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
PerbesarADVERTISEMENT
Salah satu sahabat terdekat gw pernah bilang "Lung kamu itu kerap jalan di lorong yang sunyi, mendengar nafas sendiri, sementara di luar sana hiruk pikuk riuh yang terkait dengan dunia kamu".
ADVERTISEMENT
Gw merenungkan lagi apa yang sahabat gw bilang itu, pekerjaan dan profesi gw bersentuhan dengan sesuatu istimewa di mata awam, Industri Bintang. Begitu banyak sparkling di sana. Sejuta pesona dan gemerlap di sana. Pekerjaan yang datang silih berganti, kesibukan yang tidak pernah selesai, deadline yang konstan, problem yang berseliweran, keputusan-keputusan yang harus cepat dibuat dan diselesaikan.
PerbesarBuat gw berjalan di 'lorong sunyi' adalah momen gw untuk merenung, berhenti sejenak dari segala hiruk pikuk, mengumpulkan kembali energi, tenaga, memelihara semangat, daya tahan untuk bekerja, berkarya dan menghadapi segala macam situasi.
Lorong sunyi itulah yang membuat gw jernih melewati hidup. Berjalan sendiri, duduk sendiri, merenung sendiri, mendengarkan nafas sendiri sekaligus bersahabat dan beradaptasi dengan segala macam situasi. Kemudian tumbuh berkembang menjadi pribadi yang melihat dan menerima hidup secara utuh serta menjadi muridnya. Kehidupan dengan penuh rasa syukur.
PerbesarADVERTISEMENT
